"Ayahku tidak tahu apa-apa tentang Facebook sampai kakak laki-lakiku membelikannya sebuah smartphone dan meyakinkannya untuk bergabung dengan Facebook dan memposting foto-foto kami kapan pun dia mau," kata Monica.
"Dia akan membeli pakaian baru dan memaksaku serta saudara perempuanku untuk mengenakannya sebelum mengambil foto kita," imbuhnya.
Baca Juga : Belum Ikhlas Lepas Kepergian Sang Anak, Seorang Ibu Nekat Tidur Di Sebelah Kuburan Putrinya
Monica juga menyebut para kaum mudalah yang meyakinkan para orang tua untuk mencari istri di Facebook.
"Pria yang saya nikahi mengatakan putra sulungnya menunjukkan kepadanya foto saya di Facebook dan mengarahkannya ke ayah saya," ungkap Monica.
Biasanya di komunitas Becheve, orang tua dari pengantin perempuan membawa gadis-gadis itu kepada lelaki yang mampu membayar untuk anak perempuan mereka.
Baca Juga : Sebelum Mengakhiri Hidupnya dan Membunuh Anaknya, Pelaku Sempat Tulis Pesan Perpisahan di Facebook
Menurut Magnnus Ejikang yang merupakan salah seorang ketua lokal di Ogbakoko, di Becheve, anak perempuan dan istri dianggap mampu meningkatkan kehormatan.
"Semakin banyak istri yang dimiliki, semakin banyak rasa hormat yang didapatkan dalam komunitas," ujar Magnuus Ejikang.
Keberadaan media sosial seperti Facebook telah memudahkan praktik menawarkan anak perempuan, yang sebelumnya orangtua harus membawa mereka ke calon suaminya, kini cukup mengunggah foto anak mereka ke Facebook.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang juru bicara Facebook menyampaikan pada Daily Mail bahwa segala bentuk perdagangan manusia, baik melalui postingan, halaman, maupun grup di Facebook adalah dilarang dan akan dihapus segera setelah diidentifikasi. (*)