Wright yang mendengar hal ini girang bukan main, ia tak perlu berpikir dua kali untuk dan langsung menyetujui pendanaan bagi Wilson.
Segera setelah kontrak kerjasama antara Freeport dan East Borneo Company ditandatangani pada 1 Februari 1960, Wilson segera terbang ke Nugini Belanda.
Dalam bukunya The Conquest of Copper Mountain, Wilson menjelaskan sesampainya di Nugini Belanda ia dibantu oleh penduduk asli setempat menuju Gunung Tembaga.
Beberapa bulan Wilson mengeksplorasi daerah itu untuk membuktikan apa yang dikatakan Gruisen benar.
Dan Wilson mendapati apa yang ia kira tidak ada di bumi, yakni sebuah gunung berisi perak dan emas.
"Tingkat mineralisasi yang sangat tinggi."
"Ertsberg ternyata mengandung 40% hingga 50% besi ... dan 3% tembaga ... Tiga persen sudah cukup banyak untuk deposit tembaga."
"Ertsberg juga mengandung sejumlah perak dan emas yang langka!" ujar Wilson.
Bukti-bukti ini lantas dikirim Wilson ke markas besar Freeport di New York.
Kalkulasi segera dilakukan dan hasilnya jika Freeport berhasil menambang Ertsberg maka kerugian perusahaan atas gagal totalnya di Kuba dapat terganti dalam rentang waktu cuma tiga tahun saja.
"Konsultan perusahaan awalnya mengkonfirmasi perkiraan kami tentang 13 juta ton bijih tambang di atas tanah dan 14 juta di bawah tanah untuk setiap kedalaman 100 meter dan memperkirakan bahwa biaya pabrik untuk memproses 5.000 ton bijih dalam sehari sekitar $ 60 juta."
"Dari data ini, departemen keuangan Freeport menghitung bahwa perusahaan dapat memulihkan investasinya dalam tiga tahun dan kemudian mulai mendapatkan keuntungan yang menarik," papar Wilson dalam laporannya.
Namun cengkeraman Freeport atas Ertsberg hampir batal lantaran Soekarno mengobarkan Trikora dan berhasil merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Ia tahu akal bulus AS akan gunung Tembaga itu dan Presiden John F Kennedy juga menjamin jika negaranya tak akan ikut campur mengenai apa pun yang akan dilakukan Indonesia di Irian Barat.
Untuk sebab itulah kedua pemimpin dunia itu dienyahkan oleh CIA.
Hingga akhirnya pada 7 April 1979 Freeport berdiri setelah Soekarno tumbang dan sinar Orde Baru menyingsing di Indonesia. (Seto Aji/Gridhot.ID)
Source | : | The Conquest of Copper Mountain |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar