Namun, kemarahan Kapten Soentoro itu segera dihalangi oleh komandan Guspurla dengan alasan persahabatan dua negara.
Tapi komandan RI Pasopati itu diam-diam akan memberi pelajaran kepada TLDM.
Pada etape I setelah selesai berpatroli dan semua kapal perang berkonvoi menuju Penang tiba-tiba saja RI Pasopati muncul mendadak di muka pintu pelabuhan.
Hal ini sontak membuat panik rombongan konvoi yang dipimpin oleh TLDM karena tak bisa mendeteksi keberadaan RI Pasopati (dikira KS asing).
Bahkan panglima TLDM Kolonel Laut Sidiq kesal bukan main akibat kelakuan kapal selam Indonesia tersebut.
Belum cukup sampai situ 'kenakalan' RI Pasopati.
Pada etape II RI Pasopati melakukan free hunting (tidak mengikuti) pola patroli dan bebas bergerak kemanapun mereka suka.
Saat memasuki pelabuhan Sabang, RI Pasopati nekat dalam mode masih menyelam memasuki pelabuhan.
Padahal kedalaman alur pelabuhan hanya 20 meter.
Periskop dinaikkan dan terlihat kapal TLDM jenis Landing Ship Tank yang menjadi kapal komando konvoi tak sadar disekat diam-diam oleh RI Pasopati.
Setelah berjarak hanya beberapa meter dari lambung kapal TLDM, RI Pasopati muncul tiba-tiba sembari membunyikan gauk (sirine) bresuara memekikan telinga.
Terperanjat syok bukan main awak kapal TLDM mendengar ada suara sirine keras secara tiba-tiba di samping kapal mereka.