Usai pulkam Zhang kemudian pergi lagi ke Yunnan untuk bekerja.
"Kemudian saya diatur oleh ayah saya dan pergi bekerja di Yunnan bersama kerabat saya, tetapi pekerjaan itu tidak berjalan dengan baik."
Rupanya Zhang tak bisa bekerja karena masih suka bolos masuk lantaran kecanduan membaca novelnya.
Masa bodoh dengan semuanya, Zhang kemudian pergi ke sebuah pegunungan di Chongqing.
Ia membawa bekal, buku novel seabrek dan minggat dari Yunnan untuk tinggal di sebuah gubuk tua di gunung.
Zhang beralasan dirinya tinggal di gunung agar bisa membaca novel dengan tenang.
Kegiatan sehari-hari di sana hanya digunakan Zhang untuk membaca, makan roti, minum dan tidur.
Begitu seterusnya berulang-ulang selama 3 tahun.
Keberadaan Zhang diketahui saat 6 April 2019 hutan sekitar gunung Chongqing terbakar.
Petugas kebakaran mendapati gubuk tua yang ditinggali Zhang.
"Ketika kami berjalan masuk, rumah itu penuh dengan sampah, penuh bau busuk, dan ada seorang pria yang mengenakan kacamata dan terlihat seperti anak berusia 30 tahun," ujar petugas pemadam kebakaran.
Setelah itu petugas menanyakan nama dan alamat Zhang.
Namun ia masih berbaring di tempat tidur dan mengabaikannya.
Petugas lantas memeriksa kartu identitas Zhang dan mengetahui asal usulnya.
Usai itu petugas menghubungi keluarga yang bersangkutan dan Zhang di jemput keluarganya.
Ketika ayah Zhang menjemput anaknya tersebut ia menangis karena mengira putranya sudah meninggal.
Zhang dibujuk agar mau turun gunung dan menjalani kehidupan layaknya manusia normal.
"Semuanya melihat ke depan, kehidupan masa depan lebih menyenangkan!" ujar Zhang yang akan kembali ke kota dan menata masa depannya kembali. (Seto Aji/Gridhot.ID)
Source | : | Toutiao |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar