Lobi Xu berhasil, pihak Ukarina setuju menjual Varyag lengkap beserta Blue Print teknologi pembuatan kapal induk kepada China seharga 20 Juta US Dollar (Rp 268 miliar), jumlah yang sangat kecil bagi negeri Tirai Bambu.
Xu bahkan harus menyewa truk kontainer untuk mengangkut kertas Blue Print yang amat banyak.
Kemudian pada tahun 2000, Varyag diderek dengan menggunakan kapal menuju China.
Butuh waktu dua tahun untuk membawa Varyag ke rumah barunya lantaran harus mendapatkan izin ketika melintasi wilayah laut negara lain.
Tanggal 3 Maret 2002 kapal itu sampai ke galangan kapal Dalian, China.
Mulai saat itu diopreklah Varyag untuk mengembalikan fungsi sejatinya sebagai kapal induk tempur.
Kini setelah 16 tahun Varyag sudah resmi berganti nama menjadi Liaoning yang memperkuat angkatan laut China dan negara itu kini mempunyai kemampuan membuat kapal induk sendiri.(Seto Aji/Gridhot.ID)