Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo
Gridhot.ID- Muhammad Zohri, atlet lari jarak pendek asal Indonesia kembali membuat rekor sekaligus prestasi yang mengharumkan nama bangsa.
Pemuda asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini berhasil megukuhkan diri sebagai manusia tercepat se-Asia Tenggara.
Pasalnya, sprinter bekulit sawo matang ini baru saja memecahkan rekor lari 100 meter milik seniornya, Suryo Agung, yang selama ini dikenal sebagai manusia tercepat se-Asia Tenggara sejak 2009.
Baca Juga : Saksikan Detik-Detik Ledakan Bom di Sri Lanka : Pengebom Sempat Pegang Kepala Cucu Saya Saat Masuk Gereja
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas.com Senin (22/4/2019), Zohri memecahkan rekor Suryo Agung pada Kejuaraan Atletik Asia 2019 yang diselenggarakan di Doha, Qatar, pada 21-24 April 2019.
Zohri dan lima pelari lain melaju ke final setelah lolos dari perlombaan fase semifinal lari 100 meter putra yang berlangsung Senin (22/4/2019).
Pada saat semifinal, Zohri berhasil mencatatkan waktu 10,15 detik di jarak lari 100 meter.
Baca Juga : Terkuak, Kelompok Ekstrimis di Balik Serangan Teror Bom Sri Lanka yang Menewaskan Ratusan Jiwa
Adapun rekor sebelumnya dipegang oleh seniornya, Suryo adalah 10,17 detik yang tercipta saat SEA Games 2009 di Laos.
Namun pada saat semifinal ini, Zohri harus puas finish di urutan kedua setelah pelari asal Jepang, Yoshihide Kiryu, yang menorehkan catatan 10,12 detik.
"Alhamdulillah bisa memecahkan rekor nasional," ujar pelatih Zohri, Eni Nuraeni.
"Memang sejak awal sudah menjadi harapan Zohri untuk memecahkan rekornas Suryo Agung," tambahnya.
Baca Juga : Minimalisir Kejahatan Seksual, Perusahaan Ojol di Indonesia Buat Sistem Jodohkan Penumpang dengan Driver.
Dibalik prestasinya yang sangat mengagumkan, perjuangan hidup Zohri sangat perlu diacungi jempol.
Berjuang sebagai anak yatim piatu yang tinggal di rumah sangat sederhana bersama kakak perempuannya membuatnya banyak belajar hingga berhasil meraih impiannya.
Dilansir Gridhot.ID dari Antaranews, Sosok remaja asal Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat adalah anak ke empat dari empat bersaudara.
Baca Juga : Kutuk Keras Aksi Teror Bom di Sri Lanka, MUI : Ini Jelas Perbuatan Tercela dan Tak Beradab
Ketiga kakaknya adalah Fazila (29), Lalu Ma'rib (28), dan Baiq Fujianti (Almh).
Zohri lahir di Karang Pansor, 1 Juli 2000.
Kedua orangtuanya, Lalu Ahmad Yani, sudah meninggal dunia pada tahun 2017, sedangkan ibunya, Saeriah, sudah lebih dulu pergi pada tahun 2015.
"Cita-citanya mau banggakan keluarga dan buatkan rumah," tutur Fazilah menceritakan pengakuan adiknya.
Baca Juga : PGI Mengutuk Peristiwa Teror Bom di Sri Lanka yang Menewaskan 290 Jiwa
Fazilla mengaku bangga dengan prestasi yang diraih adiknya itu.
Dia tahu betul perjuangan keras Zohri berlatih di tengah keterbatasan.
Pada awal perjuangannya menggeluti dunia atletik lari, Zohri dulu kerap tidak menggunakan alas kaki karena tidak memiliki sepatu.
Baca Juga : Komentari Kasus Istri Andre Taulany, BPN Prabowo : Ngapain Kami Tanggapin Buang-Buang Waktu
Bakat larinya sudah terlihat sejak remaja yang akhirnya dibantu guru olahraganya untuk memantau bakatnya dari hari ke hari.
Dari usaha kerasnya, Zohri pun banyak menyabet medali dalam kejuaraan.
Pada 2017, dia menyabet 7 emas untuk kejurnas.
Tahun 2018, dia juga menyabet emas untuk atletik junior Asia 100 meter di Jepang dengan catatan waktu 10,27 detik.
Baca Juga : Komentari Kasusnya dengan Deddy Corbuzier, Jakun Lucinta Luna Buat Netizen Gagal Fokus
Gelar Juara Dunia U-20 100 meter di Finlandia juga ia raih pada tahun 2018 dengan catatan waktu 10,18 detik.
Dan yang terakhir sebelum dinobatkan sebagai pelari tercepat di Asia Tenggara, ia meraih medali emas pada ajang 1st Malaysia Open Grand Pix yang berlangsung di Bukit Jalil, Kuala Lumpur dengan mengungguli pelari Malaysia dan pelari Taiwan.(*)