Atas inisiatifnya melihat keadaan tersebut akhirnya ia berani mencalonkan diri sebagai caleg PDIP.
“Alhamdulillah, ini amanah yang cukup berat yang diberikan kepada saya. Tentu ini tidak mudah.”
“Sebenarnya berangkat dari keprihatinan melihat kota tempat saya tinggal yang masih tertinggal, akhirnya saya memberanikan diri maju sebagai caleg,” katanya.
Dengan status dirinya yang masih menempuh kuliah, ia mengaku harus pintar membagi waktu untuk mengurusi tugas dan berkampanye.
“Saat musim kampanye lalu, saya harus benar- benar memutar kepala untuk mengatur waktu. Jadi saya bagi. Pagi sampai siang saya fokus mengerjakan tugas akhir skripsi, dan sore hingga larut malam, baru berkampanye dan bertemu masyarakat,” terangnya.
Baca Juga : Dikira Pemuda yang Ancam Akan Penggal Leher Jokowi, Dheva Suprayoga: Saya Jamin Itu Bukan Saya!
Irsan sengaja memilih PDI Perjuangan sebagai kendaraan politiknya, karena ia mengagumi sosok presiden pertama, Soekarno.
“Saya cocok dengan garis perjuangan PDI Perjuangan, yang membela rakyat kecil. Selain itu, karena juga ayah saya ketua DPC PDI Perjuangan Bondowoso,” katanya.
Meskipun sang ayah menjabat sebagai wakil bupati Bondowoso, tak jarang Irsan melontarkan kritik atas kebijakan Pemkab Bondowoso apabila tak membela hak masyarakat.
“Kalau di rumah, beliau orangtua saya, tetapi ketika nanti saya masuk ke kantor DPRD, maka saya harus proporsional. Kalau kebijakannya tidak pro rakyat, ya saya akan kritik,” tegasnya.