Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Harga tiket pesawat ke berbagai tujuan domestik di Indonesia yang masih mahal sempat ramai diperbincangkan masyarakat.
Mahalnya tiket pesawat membuat masyarakat resah sebab menjelang Hari Raya Idul Fitri 1400 Hijriah atau 2019 yang tentu akan mempengaruhi musim mudik.
Guna memangkas biaya perjalanan, beberapa masyarakat lebih memilih rute transit ke luar negeri dahulu dibandingkan penerbangan langsung (direct) ke wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Penumpang Pesawat Stres Berteriak Ingin Mati dan Mencoba Terjun Bunuh Diri
Bahkan, mahalnya tiket pesawat juga membuat bandara turut merugi dikarenakan turunnya jumlah penumpang.
Dikutip dari Kompas, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) memberlakukan tarif batas atas dan tarif batas bawah untuk mengendalikan harga tiket pesawat.
Kemenhub mewajibkan maskapai penerbangan nasional menurunkan tarif batas atas tiket pesawat mereka, maksimal pada Sabtu (18/5/2019).
Tarif batas atas diminta turun sebesar 12 hingga 16 persen.
Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
Kemenhub mengklaim telah melakukan penghitungan atas kebijakan tersebut dan telah berkoordinasi dengan Indonesia National Airlines Carrier Association (INACA).
Penghitungan penurunan tarif batas atas didasarkan dari efektivitas operasional pesawat udara di bandara, di mana akan menghemat bahan bakar dan jam operasi pesawat.
Baca Juga: Greget, Pesawat Tempur TNI AU Siap Gugah Sahur Sepanjang Bulan Ramadhan di Langit Indonesia
Tercatat, dari Januari hingga Maret 2019, terjadi peningkatan ketepatan waktu penerbangan dengan rata-rata 86,29 persen.
Namun alih-alih ikut merasakan keresahan para pengguna jasa transportasi udara, Menteri Perhubungan justru menyebut mahalnya harga tiket pesawat sebagai hal baik.
Dikutip GridHot.ID dari Kontan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, para operator bus menuai berkah dari mahalnya harga tiket pesawat.
Menurut mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu, masyarakat lebih memilih naik bus ketimbang pesawat di beberapa rute tertentu.
“Berita baik untuk (operator) bus, (tiket) pesawatnya mahal. Jadi enggak ada lagi orang dari Surabaya ke Solo naik pesawat, (lebih memilih) naik bus,” ujar Budi di Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Budi mengatkan, masyarakat lebih memilih naik bus lantaran telah terhubungnya Jakarta-Surabaya melalui Tol Transjawa.
Selain itu di luar Pulau Jawa pun saat ini sudah ada Tol Trans Sumatera.
Baca Juga: Tengah Mengudara, Seorang Bayi Meninggal di Pesawat Usai Didoakan
“Kita tahu permintaan akan bus ini naik hampir tiga kali lipat. Karena mereka tidak memilih angkutan pribadi. Angkutan pribadi selain buat kemacetan juga risiko lalu lintas banyak,” kata Budi.
Meski penumpang bus meningkat, Budi tetap meminta para operator bus meningkatkan pelayanannya.
Salah satunya dengan menyediakan armada bus yang laik.
Dengan begitu, masyarakat akan semakin nyaman berpergian menggunakan bus.
“Keinginan kami menjadikan bus sebagai angkutan utama itu sejak tahun lalu. Terbukti ada beberapa produk yang mencoba dengan kelas khusus, sukses. Jadi dia bikin bus baru dengan tarif yang relatif mahal justru sukses,” ucap dia.(*)