"Kami kemudian menawarkan agar dia tinggal di pusat rehabilitasi di Ahmedabad, tetapi dia menolak dengan alasan di sana tidak mengizinkan penggunaan ponsel," kata Sagathiya.
"Dan kebijakan dari layanan bantuan Abhayam adalah para penasihat tidak boleh memaksakan keputusan kepada wanita itu dan hanya menasihatinya tentang pilihan yang ada."
"Wanita itu mengatakan perlu waktu untuk memikirkannya kembali dan akan menghubungi saluran layanan bantuan jika dia membutuhkan bantuan lebih lanjut," tambahnya.
Kepala proyek saluran bantuan Abhayam 181, Narendrasinh Gohil mengatakan, rata-rata layanan itu menerima sekitar 550 panggilan telepon setiap hari.
Dari jumlah tersebut, sekitar 90 di antaranya ditindaklanjuti oleh tim penasihat yang mengunjungi kediaman penelepon.
"Tapi ini adalah yang pertama kalinya kami menemukan kasus seperti ini.Biasanya, para ibu yang menelepon mengeluhkan tentang anak-anak mereka yang kecanduan PUBG," kata Gohil.
Sebelumnya kasus serupa juga dialami oleh pasangan asal Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Berhasil Amankan 68 Terduga Teroris, Polri Masih Cium Adanya Potensi Serangan Pada 22 Mei