Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah
GridHot.ID - Aksi kerusuhan untuk menolak hasil pengumuman Pemilu 2019 diselimuti suasana mencekam.
Beberapa daerah di Kota Jakarta diwarnai bentrok antara massa 21 Mei dengan aparat gabungan.
Dikabarkan ratusan orang telah menjadi korban dalam kerusuhan yang terjadi sejak Selasa (21/5/2019) hingga Rabu (22/5/2019) malam.
Dilansir dari Tribunnews, berdasarkan data yang diterima hingga Rabu (22/5/2019) pukul 20.00 WIB tercatat dari 347 korban yang mengalami luka-luka, 271 di antaranya masih proses pendataan dan diagnosis.
Rinciannya, ada 21 jiwa luka ringan, 16 jiwa luka berat, luka non trauma 33 jiwa, dan 6 korban meninggal dunia.
"Ini per pukul 20.00 WIB, jumlah total korban 347 orang luka, diagnosanya ini dalam proses pendataan," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam.
Untuk mereka yang meninggal dunia, pihak Pemprov DKI masih belum bisa merilis resmi nama-namanya.
Sebab, Anies menilai keluarga yang bersangkutan harus lebih dulu mendapatkan informasi sebelum disebarluaskan di media.
Apalagi, ada 3 orang korban jiwa meninggal dunia yang berasal dari luar Ibu Kota.
"Ini dipastikan seluruh keluarganya dapat info dulu baru diumumkan. Jadi jangan sampai keluarga dengarnya dari luar. Karena itu kita tidak keluarkan nama sampai memastikan seluruh keluarganya mengetahui," kata dia.
Baca Juga: Kesaksian Warga Sekitar Jalan KS Tubun, Diteriaki Massa untuk Keluar Rumah Usai Mobil Mereka DIbakar
Di sisi lain, bentrok antara massa aksi 22 Mei dengan aparat gabungan yang terpecah di sejumlah titik Kota Jakarta juga menyisakan timbunansampah.
Dikutip GridHot.ID dari Tribun Jakarta, Abdul Rahman selaku Pengawas Sudin lingkungan Hidup Jakarta Pusat mengatakan, jumlah sampah pada aksi kemarin malam lebih parah dibanding aksi hari Selasa (21/5/2019).
"Lebih parah hari ini, kemarin jumlah sampah sampai 40 ton. Kalau yang hasil semalam belum tahu pasti, tapi perkiraannya bisa 70-75 ton," kata Abdul di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Abdul yakin jumlah sampah yang harus dibersihkan hari ini lebih banyak karena hingga pukul 06.00 WIB bentrokan masih berlangsung di Jalan Wahid Hasyim.
Lantaran terjadi kerusuhan, prosedur pembersihan tak seperti biasa karena harus mendapat izin dari aparat yang bertugas mengamankan jalannya aksi.
"Harus minta izin dulu, kalau situasinya berbahaya kan kita enggak boleh bersih-bersih dulu. Jadi sampai dinyatakan polisi aman kita enggak boleh mendekat," ujarnya.
Sampah yang harus dibersihkan juga bukan sekedar sampah plastik layaknya aksi protes biasa, tetapi sampah berupa batu, selongsong gas air, hingga motor yang dibakar massa.
Guna mempercepat proses, pembersihan dilakukan secara bertahap sesuai intruksi aparat di titik mana yang bentroknya sudah selesai dan aman dilewati.
"Semalam kita cicil dari jam 10 malam, jadi kita terus koordinasi dengan polisi. Titik mana yang sudah aman langsung kita bersihkan, kalau menunggu semua selesai bisa lama," tuturnya.
Abdul menyebut Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat mengerahkan 225 personel, 12 unit Swiper, 6 unit mobil penggiling sampah, 20 truk ukuran sedang, dan 8 mobil bak.
Baca Juga: Tunggu Kedatangan Jenazah Ustaz Arifin Ilham, Ratusan Pelayat Lantunkan Doa di Mazjid Az Zikra
Perihal lama proses pembersihan sampah imbas bentrok kemarin, dia memperkirakan paling lambat pembersihan berlangsung hingga pukul 11.00 WIB nanti.(*)