"Biarpun ada ancaman pembunuhan ya, kami semua tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada. Orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara. Soal nyawa itu ada di tangan Tuhan yang maha kuasa, Allah SWT," lanjut mantan Panglima ABRI itu.
Setelah adanya konfrensi pers ini, Peneliti Pertahanan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhamad Haripin pun juga angkat bicara.
Mengutip dari Tribun Jabar, Muhamad Haripin mengatakan empat orang tokoh nasional jadi target pembunuh bayaran karena mereka memiliki posisi yang strategis dan penting di pemerintah.
Misalnya Kepala BIN Budi Gunawan (BG), kata Haripin, yang mempunyai posisi sangat vital bagi suatu negara.
"Ada teori yang bilang intelijen itu garis pertama dari pertahanan. Jadi kalau ngejebol suatu negara dengan perang atau invasi, yang pertama dijebol dulu ya intelijen. Misalkan Pak BG 'kejadian', berarti rezim Jokowi (tinggal) beberapa langkah lagi menuju situasi kekacauan," terang Haripin sebagaimana dikutip Gridhot.ID dari Tribun Jabar.
Posisi Gories sebagai staf ahli presiden, kata Haripin, juga sama krusialnya.
Jika Gories menjadi korban, kata Haripin, itu akan mengirim sinyal yang sangat kuat pada pemerintahan Jokowi bahwa para lawan hanya tinggal selangkah lagi untuk 'menyentuh' Jokowi.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar