Gridhot.ID - Adu kekuatan China vs Amerika Serikat (AS) kian meruncing.
Perlombaan senjata, dagang dan politik kini sedang memanas antara China-Amerika.
Tak berselang lama, pihak China lantas mengeluarkan pernyataan yang menantang hegemoni Amerika.
Mengutip AFP via Kompas.com, Senin (3/6/2019) Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan jika negaranya siap berunding dengan AS.
Namun ia juga menyatakan siap berperang dengan negeri Paman Sam kapanpun.
Hal ini didasari atas ketegangan kedua negara yang saling bertukar tarif perdaganagan sebesar 360 miliar dolar AS (Rp 5.132 triliun).
"Untuk perang dagang yang diciptakan AS, jika mereka menginginkan berunding, kami akan membuka pintu. Namun jika mereka ingin berkelahi, kami siap," tegas Wei.
Wei juga menyoroti ketegangan di Laut China Selatan yang diklaim Negeri Tirai Bambu.
Sebab, Washington menolak keras terhadap militerisasi China yang mengklaim hampir seluruh area dan menolak mengakui wilayah Taiwan, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Menurut komandan Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) itu, AS-lah yang membuat mereka terpaksa membangun fasilitas militer di kawasan sengketa secara masif.
"Siapa yang memulai mengancam stabilitas dan keamanan Laut China Selatan?" kecam Wei dikutip CNN.
Dia merujuk kepada AS yang sering mengerahkan kapal perangnya melewati kawasan sengketa.
Respon Amerika
Sejauh ini belum ada respon dari Amerika terkait pernyataan keras Wei.
Namun jika China bersikeras berkelahi dengan AS kemungkinan besar mereka kalah.
Memang benar dikatakan Wei jika kapal perang AS suka lalu-lalang di Pasifik.
Pasalnya, US Navy memang sengaja menempatkan armada raksasanya yakni Seventh Fleet di Yokosuka, Jepang.
Belum lagi adanya US Naval Base di Guam yang memiliki Skuadron kapal selam ke-15 US Navy.
Jika kekuatan AS di Pasifik bergabung membentuk Carrier Battle Group, maka alamat celaka bagi AL China karena perimbangan kekuatan yang tak berimbang. (*)