Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Perayaan Hari Raya Idul Fitri mengandung banyak tradisi di dalamnya yang telah diwariskan oleh para leluhur kita.
Di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi Idul Fitri yang khas dan berbeda.
Salah satu tradisi yang menarik pada saat Hari Raya Idul Fitri dimiliki daerah Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Misteri Dibalik Kain Batik Sawunggaling Hitam Penutup Jenazah Ani Yudhoyono, SBY Juga Baru Menyadari
Melansir dari Kompas.com (5/6/2019) ketika Idul Fitri berlangsung, ratusan wanita muda dengan menggunakan pakaian adat duduk memanjang hingga sepanjang seratus meter.
Di depan wanita muda tersebut terdapat sebuah baskom besar yang didalamnya terdapat lilin.
Ratusan lelaki baik tua maupun muda berjalan mengelilingi wanita muda tersebut sambil melempar kacang ke dalam baskom depan para wanita muda tersebut.
Jangan heran, kegiatan tersebut merupakan tradisi kamomose atau tradisi mencari jodoh yang dilakukan masyarakat Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
“Kamumose ini sebagai ajang untuk mencari jodoh. Biasanya di dalam ajang ini kalau didapat seorang wanita, maka si lelaki memberitahukan kepada orangtuanya telah menemukan wanita yang disukainya,” kata seorang tokoh masyarakat Kecamatan Lakudo, Adam, Rabu (20/6/2018) malam.
Tradisi mencari jodoh tersebut telah ada sejak lama dan biasanya dilaksanakan usai Idul Fitri dan Idul Adha.
Terlihat ratusan pemuda ikut memeriahkan tradisi mencari jodoh tersebut dengan membeli kacang disekitar lokasi ajang tradisi kamomose.
Usai membeli kacang, para pemuda kemudian berjalan mengeliling wanita muda yang telah mengenakan pakaian adat buton sambil melempar kacang kedalam baskom.
Selain kacang, terdapat pula benda lainnya seperti uang, minuman ringan, snack dan lainnya.
“Kalau yang dilempar kacang (maka) itu umum, tapi kalau dilempar itu minuman, atau diberikan uang, berarti lelaki itu punya maksud terhadap wanita muda tersebut,” ujar Adam.
Seorang warga Lakudo, Hasirudin, mengaku sudah sering mengikuti tradisi kamumose namun belum menemukan jodoh yang tepat.
“Sudah sering kali ikut (tradisi kamomose) karena di kampung sendiri. Sampai sekarang belum juga menemukan (jodoh) yang tepat,” ucap Hasirudin.