Gridhot.ID - Singa Podium, itulah julukan yang disematkan dunia kepada presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Dijuluki sedemikan rupa lantaran pidati si Bung Besar begitu mengebu-gebu, membakar semangat rakyatnya agar selalu bangkit pantang menyerah membangun negeri.
Namun tetap saja tidak semua orang senang akan Soekarno yang menurut barat bisa menjadi tokoh besar di Asia yang bakal merecoki segala kepentingannya.
Rencana pembunuhan Soekarno pun disusun.
Targetnya bukan hanya Soekarno seorang, ada Menteri Panglima AD Letjen Ahmad Yani dan Menlu Soebandrio. Keduanya adalah tangan kanan Soekarno.
Untung, Plot itu gagal dan Soekarno mengungkapkan rencana pembunuhan terhadap dirinya itu di hadapan para panglima Kodam seluruh Indonesia pada 28 Mei 1965.
"Salah satu plan adalah, untuk bunuh beberapa pemimpin Indonesia, Soekarno, Yani, Soebandrio, itu yang pertama-tama harus om zeep gebracht, harus dibunuh. Malah kalau bisa sebelum Konferensi Aljazair," ujar Bung Karno dalam kumpulan pidato Bung Karno: Masalah Pertahanan-Keamanan.
Pembunuhan yang gagal ini menurut beliau didalangi oleh kaum Imperialis yang ia sebut Nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme) yang tertuju kepada Amerika Serikat.
Baca Juga: 2 Alasan Bobby Nasution Tepis Isu Pencalonan Dirinya Jadi Sekjen PSSI
Jika pembunuhan gagal maka Nekolim hendak melakukan serangan terbatas dengan cara membongkar aib-aib yang dibuat-buat untuk mempermalukan ketiga tokoh tersebut.
"Sehingga rakyat akan berontak, memberontak terhadap, Soekarno, Yani, dan Soebandrio," ujar Soekarno.
Memang sebagai pemimpin dan tokoh besar di Asia, Soekarno dianggap oleh barat mensponsori berbagai macam gerakan untuk melawan imperialis.
Hal ini disinyalir membuat barat mencap Soekarno sebagai target utama untuk disingkirkan layaknya Castro di Kuba dan Broz Tito dari Yugoslavia.
Akan tetapi Soekarno tetap saja tumbang gegara G30S/PKI yang memberontak untuk kedua kalinya di Indonesia.
Orde Lama jatuh yang disusul menyingsingnya Orde Baru. (Seto Aji/Gridhot.ID)
Source | : | Bung Karno: Masalah Pertahanan-Keamanan. |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |
Komentar