Gridhot.ID - 19 Desember 1961, matahari kala itu sedang terik-teriknya di Alun-alun Utara Yogyakarta.
Namun masyarakat Kota Pelajar itu tiba-tiba datang berduyun-duyun ke Alun-alun demi mendengarkan pidato Soekarno yang terkenal berapi-api.
Siang itu Soekarno akan menyampaikan sikap Indonesia mengenai permasalahan Irian Barat dengan Belanda.
Tarik jauh kebelakang, Indonesia sudah berulang kali membawa penyelesaian masalah Irian Barat di Sidang Umum PBB.
Baca Juga: Akhir Hayat Tragis Bung Karno, Meminta Nasi Kecap untuk Sarapan Pun Tak Kesampaian
Namun badan kesetaraan negara-negara dunia itu malah tak menjadikan Irian Barat sebagai tema sidangnya.
Setepuk dengan PBB, Belanda juga kukuh tak mau membahas masalah Irian Barat dengan Indonesia.
Alasannya simpel, biar Irian Barat tetap dalam cengkeraman mereka.
Mendapati fakta tersebut, Soekarno geram, pilihan diplomasi kemudian ditanggalkan dan mulailah negeri ini menyuarakan Tri Komando Rakyat (Trikora).
Baca Juga: Sosok Advenso Dollyres Chavit, Legenda Germo Paling Tersohor di Indonesia
Seperti dikutip dari 25 Tahun Trikora, Bung Karno lantas memulai pidatonya di depan satu juta rakyat Indonesia saat berada di Alun-alun Utara Yogyakarta.
"Saya tidak mengucapkan kehendak saya saja, tetapi tiap-tiap perkataan yang saya ucapkan ini didukung sepenuhnya oleh segenap rakyat Indonesia. Dan jikalau saya memberikan komando, sebenarnya bukan komando dari Soekarno kepada Rakyat Indonesia sebenarnya bukan komando dari Presiden Republik Indonesia kepada rakyat Indonesia, sebenarnya bukannya komando dari Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, bukan komando dari pada Panglima Besar Pembebasan Irian Barat kepada rakyat Indonesia. Tidak! Tapi sebenarnya adalah komando dari rakyat Indonesia kepada rakyat Indonesia sendiri."