Salah seorang warga yang ditemui di lokasi kejadian, Ilham, menceritakan, pabrik itu terbakar pada Jumat (21/6/2019) siang sekitar pukul 12.00 WIB, saat warga hendak pergi melaksanakan sholat Jumat.
"Begitu gas meledak, terdengarlah berbagai bunyian, 20 menit kemudian api sudah membesar, warga coba berusaha untuk menyelamatkan para pekerja yang ada di rumah nomor 142 itu," katanya, Sabtu (21/6/2019).
Akan tetapi pintu depan digembok, sementara di pintu samping berjejer mancis yang sudah siap dirakit dan di pintu belakang yang merupakan jalan keluar merupakanasal muasal api.
"Warga hanya bisa memberikan bantuan dengan mengambil air seadanya dan juga lumpur untuk disiramkan ke rumah yang digunakan sebagai home industri pembuatan mancis itu," katanya.
Ada juga warga yang mengontak dan menghubungi petugas pemadam kebakaran baik Pemkab Langkat maupun Pemkot Binjai, sehingga secara bersamaan sampai untuk juga bisa membantu memadamkan api yang berkobar.
"Saatnya Pemkab Langkat mengawasi dengan tegas keberadaan home industri yang ada di berbagai kecamatan agar peristiwa seperti itu tidak lagi terulang. Berbagai perlengkapan pengamanan pekerja harus diperhatikan," kata Hidayat warga lainnya.
Sementara berdasarkan data yang ada, 30 korban yang meninggal dunia dalam peristiwa itu merupakan warga tiga desa yaitu warga Desa Sambirejo, warga Desa Perdamaian dan warga Desa Kwala Begumit, seperti yang disampaikan Kepala Seksi PMP Kecamatan Binjai, Selamat SE.
Adapun para korban itu adalahNurhayati, Yunita Sari, Pinja, Sasa, Suci/Aseh, Mia, Ayu, Desi/Ismi, Juna, Bisma, Dijah, Maya, Rani, Alfia, Rina, Amini, KIki, Priska, Yuni, Sawitri, Fitri, Sipah, Wiwik, Rita, Rizki, Imar, Lia, Yanti, Sri Ramadhani, Sumiati.
Sedangkan yang selamat dari peristiwa yang mengenaskan itu adalag Nur, Deni Novita Sari, Ariyani dan Ayu.(*)