Gridhot.ID - Masyarakat abad pertengahan di Eropa masih mempunyai pemikiran terbelakang.
Salah satu contohnya ialah pembuatan alat-alat peraga penyiksaan yang tak manusiawi seperti Iron Maiden misalnya.
Namun ada yang lebih membuat manusia zaman sekarang geleng-geleng kepala.
Mengutip History Daily via Intisari, Minggu (23/6/2019) Eropa tahun 1800-an bisa dibilang sebagai masa kebodohan.
Bayangkan saja, istri dan anak-anak dijadikan komoditi dagangan.
Contoh saja jika ada suami yang tak sudi lagi berumah tangga atau jatuh kedalam masa sulit boleh membawa istrinya ke pasar.
Tujuannya untuk dijual kepada pembeli nantinya.
Perlu dicatat, praktik tersebut legal dan biasa terjadi di masyarakat kalangan bawah saat itu.
Pasalnya disana biaya perceraian mahal dan menjual istri atau anak adalah jalan pintas terbaik.
Perceraian membutuhkan Undang-Undang Parlemen dan izin dari sebuah gereja dan biaya ini setara dengan 15.000 dolar (Rp 212 juta) dengan kurs mata uang hari ini.