Gridhot.ID - Pemerintah Iran mengumumkan telah menembak jatuh satu unit drone mata-mata milik Amerika Serikat (AS), pada Kamis (20/6/2019) pekan lalu.
Drone ditembak jatuh karena dianggap telah memasuki wilayah udara Iran tanpa izin.
Insiden itu nyaris memicu perang antara AS dan Iran setelah Presiden Trump memberikan izin serangan terhadap Teheran, sebelum kemudian membatalkannya.
"Itu adalah serangan tanpa alasan terhadap aset pengawasan AS di wilayah udara internasional," kata Kapten Angkatan Laut Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS, dalam sebuah pernyataan.
Urban mengidentifikasi drone pengintai tersebut sebagai RQ-4A Global Hawk, yang tengah terbang di wilayah udara internasional di atas Selat Hormuz.
Namun, seperti apa drone yang ditembak jatuh Iran itu sehingga membuat AS nyaris membalas dengan serangan mematikan ke Iran?
Dilansir CNN, Global Hawks pertama kali diterbangkan AS pada 2001 dan telah digunakan dalam misi di Irak, Afghanistan, Afrika Utara, dan kawasan Asia Pasifik.
Drone tersebut digunakan dalam misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), serta memberi data atas wilayah laut dan pesisir yang luas secara real-time.
Baca Juga: Pesan Mantri Patra Sebelum Hembuskan Nafas Terakhir : Kapan Semua Berakhir
"Pesawat itu dirancang untuk mengumpulkan citra hampir secara real-time dari area yang luas dalam segala cuaca, baik siang maupun malam," kata perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Northrop Grumman, yang mengembangkan drone ini.
Berbeda dengan drone MQ-1 Predator dan MQ-9 Reaper yang difungsikan sebagai drone serang dengan kemampuan peluncuran roket, Global Hawk tidak dilengkapi senjata dan hanya digunakan sebagai pengumpul informasi.