Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Calon Suami Tak Kuat Bayar Uang Panaik Rp 15 Juta, Gadis Sulawesi Selatan Nekat Tenggak Racun Usai Lamaran Sang Kekasih Ditolak

Siti Nur Qasanah - Rabu, 10 Juli 2019 | 09:08
Suasana rumah duka C, wanita yang memilih mengakhiri hidup di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Selasa (9/7/2019).
ikbal/tribunjeneponto.com

Suasana rumah duka C, wanita yang memilih mengakhiri hidup di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Selasa (9/7/2019).

Sebab, uang panaik yang merupakan salah satu syarat untuk menggelar pernikahan sesuai adat Bugis Makassar ini bisa bernilai sangat besar.

Besaran uang panaik bagi perempuan ditentukan berdasarkan kelas sosial.

Baca Juga: Bukannya Dikasih Libur dari Kantor, Perempuan di India Justru Disuruh Angkat Rahimnya Agar Tak Menstruasi

Perempuan lulusan SMA, sarjana, telah bekerja, berstatus pegawai negeri sipil (PNS), berprofesi dokter, hingga yang sudah berhaji memiliki, masing-masing memiliki "harga" panaik yang berbeda.

Seorang budayawan, Prof Dr Nurhayati Rahman menjelaskan, sebenarnya uang panaik mempunyai nilai leluhur yang sangat baik.

Budaya uang panaik sudah ada sejak zaman Raja Luwu I La Galigo. Waktu itu, Sawerigading menikahi We Cudai dengan uang panaik berupa uang, emas, bingkisan-bingkisan atau erang-erang sebanyak satu kapal penuh.

"Itulah sejarah singkatnya uang panaik sudah ada sejak zaman I La Galigo. Uang panaik bersangkut paut dengan harkat dan martabat seorang laki-laki, supaya dia bekerja keras," kata guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (7/3/2018). (*)

Source : Kompas.com Tribun Jeneponto

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x