"Kalau sakit ya enggak bisa silat!" kata dia dengan logat Betawi yang lumayan kentara.
Memang, begitu penting arti gerakan silat bagi Kopral. Ketekunannya beraksi semacam ini membuatnya dikenal luas, termasuk oleh sopir-sopir angkot hingga polisi.
Berbekal popularitas jenis itu, ia pun percaya diri saja melanglang ke mana-mana, meskipun tanpa membawa sangu di saku atau tak membawa surat-surat kelengkapan motornya.
"Motor enggak ada suratnya. Polisi enggak berani sama saya, dia sudah tau sama saya, kalau di daerah Bekasi. Percuma (polisi) bawa (motor) ke polres juga, paling (polisi) ketawa doang," kata Kopral.
"Jarang bayar juga saya mah naik angkot. Pada enggak mau dibayar sama saya," imbuhnya.
Tak ingin berlama-lama, Kopral pun pamit dan menuju sepeda motornya yang terparkir tepat di tepi portal perlintasan rel.
Setelah menyelahnya berulang kali, ia pun beringsut menuju rumahnya di bantaran kali dengan motor yang tak henti memuntahkan asap hitam dari knalpotnya.