Beberapa tahun berselang, ia mulai "menekuni" pekerjaan sebagai penjaga perlintasan sebidang rel kereta api proyek.
Kopral mengaku, aneka gaya silat tak pernah berhenti ia peragakan sejak hari pertamanya "bertugas" di perlintasan ini.
"Banyak yang kenal, katanya lucu jadi tukang parkir. Ya sudah lama begini, dari awal. Sudah 20 tahun, itu tahun berapa? Palang masih begini," ujar Kopral mengangkat satu tangannya ke udara seolah sambil memegang tongkat semboyan.
"Belum ada portal. Masih tanah, belum aspal. Sudah lama banget," kenangnya dengan suara melengking, coba menyaingi sirene perlintasan dan bising kereta api yang melintas.
Gigi Kopral yang mulai jarang itu tampak jelas ketika ia tertawa menyeringai selepas Kompas.com menanyakan perihal perguruan silat yang pernah dia jajal saat muda.
"Mana belajar silat, orang enggak silat enggak apa, silat sendiri-sendiri saja," kata Kopral sambil mengisap rokok filternya di sebuah warung.
Jam kerjanya sudah habis ketika azan asar bertalu-talu dari kejauhan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar