Kini, cukuran cepak Kopral tertutupi oleh topi koboi hitam yang setia bercokol di kepalanya.
Topi tersebut jadi saksi bisu Kopral mengabdi menjaga perlintasan sebidang tersebut.
Dari tujuh orang yang membantu pegawai PT KAI menjaga perlintasan sebidang itu, Kopral yang paling kawakan.
"Paling lama saya. Absen saya dua kali. Jam 04.00 turun, jam 08.00 pulang. Wara-wiri saja, rumah kan deket sini. Siang ke sini lagi jam 13.00 sampai (waktu) asar, sebentar lagi," kata Kopral.
Pria asal Indramayu, Jawa Barat tersebut mengaku sudah lebih dari 20 tahun merantau ke Bekasi.
Awalnya, ia coba melakoni pekerjaan sebagai pengayuh becak di Kota Patriot.
Beberapa tahun berselang, ia mulai "menekuni" pekerjaan sebagai penjaga perlintasan sebidang rel kereta api proyek.
Kopral mengaku, aneka gaya silat tak pernah berhenti ia peragakan sejak hari pertamanya "bertugas" di perlintasan ini.
"Banyak yang kenal, katanya lucu jadi tukang parkir. Ya sudah lama begini, dari awal. Sudah 20 tahun, itu tahun berapa? Palang masih begini," ujar Kopral mengangkat satu tangannya ke udara seolah sambil memegang tongkat semboyan.