"Ada juga kesanggupan yang bersangkutan untuk menjadi pengantin, suicide bomber," ujar Dedi.
Diketahui, pasutri tersebut memasuki Filipina secara ilegal pada Desember 2018.
Adapun, aksi meledakkan diri dilakukan sekitar satu bulan setelahnya.
Namun, tim Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami apakah penentuan target pengeboman juga dilakukan di Indonesia atau usai keduanya sudah masuk ke Filipina.
Baca Juga: Masih Hidup, Pelaku Bom Bunuh Diri Pospam Tugu Kartasura di Bawa ke Rumah Sakit
Oleh sebab itu, komunikasi keduanya dengan JAD dan komunikasi JAD dengan teroris di Filipina juga akan didalami.
"Sebelum dia melakukan ( bom bunuh diri), tentunya kan ada komunikasi dulu, komunikasi dengan pihak sana juga," tutur dia.
Salah satu yang disasar Densus 88 demi mencari titik terang kasus ini adalah menangkap Andi Baso.
Ia adalah anggota JAD Makassar yang membantu memasukkan Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh ke Filipina.
Dikutip dari Tribrata, pasutri tersebut diketahui juga menjadi deportan Turki pada bulan Januari 2017.
"Mendiang Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh pada Desember 2018 berangkat melalui jalur gelap ke sana (Filipina),” tutur Brigjen Pol. Dedi Prasetyo.
Source | : | kompas,Tribratanews.com |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar