Kedua pelanggaran disiplin sebagai anggota polisi karena membawa senjata dalam kondisi tidak berdinas.
Ketiga pelanggaran etika profesi karena menghilangkan nyawa seseorang.
Dikutip dari Wartakota, pihak keluarga masih tak percaya harus kehilangan sosok Bripka Rahmat sebagai kepala keluarga.
Putra Bripka Rahmat yang berinisial VT disebut tak berhenti menangis melihat jasad ayahnya.
Toni selaku kerabat dekat korban mengaku tak tega melihat tangis keluarga yang berduka.
"Dari semalam VT gak berhenti nangis, saya sampai gak tega lihatnya," kata Toni kerabat dekat yang sudah bagaikan saudara bagi keluarga korban di Perumahan Tapos Residences, Cimanggis, Kota Depok, Jumat (26/7/2019).
VT disebut sempat berteriak menangis histeris memanggil almarhum ayahnya.
Source | : | Kompas.com,Warta Kota,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar