Melansir dari TribunJakarta.com, pihaknya mengatakan pihaknya telah menegaskan adanya SOP TNI untuk menyelidiki kasus bagi setiap taruna termasuk Enzo.
"Secara prosuder kita punya SOP. Sampai tingkat empat kita telusuri. SOP kita begitu. Kodim, Koramil dilibatkan untuk meneliti orangtuanya dan keluarganya," ungkap Sisriadi saat dihubungi TribunJakarta.com pada Rabu (7/8/2019).
"Sampai tingkat empat tidak putus namanya pengawasan ini. Kalau ada prajurit taruna yang tidak Pancasilais, ketemu lalu dikeluarkan. Ini kan masih awal, kita dalami betul dan kita tidak buru-buru," ia menambahkan.
SOP untuk menelusuri latar belakang calon taruna atau yang sedang berproses dalam pendidikan perwira tidak lepas dari pengawasan.
Pengawasan yang dimaksud adalah berlangsung secara periodik dengan melibatkan intelejen dan aparatur teritorial seperti Kodim, Koramil, dan BAIS TNI.
"Ini sudah berjalan sejak mereka diterima. Kita mesti pelan-pelan dan serius menangani ini. Jangan sampai TNI dirugikan dan dia juga dirugikan.," katanya.
Sisriadi mengatakan ada sejumlah seleksi untuk menjadi taruna di antaranya seleksi administrasi, kesehatan, jasmani, kepribadian melalui psikotes, akademis, terakhir dan yang paling penting adalah mental ideologi.
Source | : | twitter,Tribunjakarta.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar