Diwartakan Surya Malang, polisi menyebut Imam Mustofa berupaya menjalankan amaliyah jihad saat membacok Aiptu Agus Sumartono dan memukul anggota piket Briptu Febian.
Imam Mustofa kos bersama istri dan tiga anaknya, di Jalan Sidosermo IV, Gang I, Surabaya.

Polsek Wonokromo Surabaya disterilkan pasca penyerangan anggota polisi, Sabtu (17/8/2019).
Tetangga kosnya, Ahmad (48), menyebut ada perubahan perilaku Imam Mustofa selama dua tahun belakangan.
Menurut dia, dulu Imam Mustofa kerap berbaur dengan warga sekitar kamar kos.
"Dua tahun inilah, tertutup. Dulu ada kegiatan tirakatan (kenduri malam untuk mengenang proklamasi kemerdekaan Indonesia) masih ikut, mulai dua tahun ini sudah tidak hadir," kata Ahmad di depan rumah kos pelaku.
"Kami tahu mana yang biasa kumpul dan tidak," imbuh Ahmad.
Senada dengan Ahmad, Ketua RT III Ainun Arif (43) mengaku Imam Mustofa sudah tidak lagi berkumpul dengan warga sekitarnya.
Ainun mengatakan, beberapa tahun belakangan ini, Imam Mustofa tidak beraktifitas bersama tetangganya dan memilih di sekolah Baiturohman.

Penyerang markas Polsek Wonokromo, Surabaya, 17 Agustus 2019, diketahui bernama Imam Mustofa (31) asal Sumenep, Pulau Madura.