Belum lagi, nyawanya mesti dipertaruhkan karena selalu berada di jalan setiap hari.
"Ini risiko besar bagi pengendara seperti saya, bahaya ada di mana-mana," imbuhnya.
Di tengah-tengah ujian ini, Syafieq terus maju hingga akhirnya terbiasa.
"Sejauh ini, saya tidak punya masalah mengatur jadwalku," katanya.
Meski harus bekerja menjadi kurir makanan, Syafieq mengaku sama sekali tak malu.
Karena menurutnya, rezeki untuk setiap orang sudah ada yang mengatur.
"Menurut pendapat saya, situasi ini menunjukkan bahwa saya mencari pekerjaan halal dan tidak bodoh."
"Saya percaya bahwa setiap orang memiliki rezeki yang berbeda," pungkasnya.
Kisah Amirul Syafieq ini pun menyentuh banyak orang sehingga viral di media sosial.(*)
Komentar