Dirinya kemudian menghimba masyarakat agar berhati-hati dan tak mudah percaya dengan obat-obatan herbal.
Menurutnya, obat herbal itu masuk ke dalam complimentary medicine, atau pengobatan penunjang, sehingga mereka belum bisa digolongkan sebagai obat kanker.
Dr Walta mengatakan obat kanker harus mengalami beberapa fase untuk bisa disetujui pemakaiannya secara medis.
Pasalnya tiap tubuh memiliki kondisi yang berbeda untuk penangan suatu zat tertentu.
"Misal Suatu zat dimasak, betulkah aman dia buat ginjal. Misal orang berat 50, 30 dan 100 kg tentu kadarnya tak sama," kata Walta.
Menurutnya obat kanker harus terus disesuaikan apakah aman untuk hati atau ginjal pasien nantinya.
Dr Walta menyatakan harus ada penelitian ke manusia untuk benar-benar mengetahui manfaat dari obat herbal tersebut .
Baca Juga: Lekagak Telenggen Tuding Militer Indonesia Pakai Bom dari Luar Negeri untuk Menumpas KKB Papua
"Aman nggak untuk manusia. Dilihat lagi itu (pengamatan organ) semua! Nggak bisa main sembarangan!” tuturnya.
(*)