Sementara itu, Lenis menyampaikan, persoalan yang terjadi di Papua memang harus diredakan dengan cara-cara mediasi seperti ini.
Ia berharap tindakan-tindakan rasialis yang dapat melukai hati masyarakat Papua tidak terulang kembali.
Momen pertemuan antara Risma dan Lenis Kogoya ini juga turut dibagikan oleh akun Instagram resmi Humas Kota Surabaya @surabaya pada Selasa 20 Agustus 2019.
"Malam ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertemu Lenis Kogoya Staf Khusus Presiden untuk Papua.
Pertemuan yang dilaksanakan di Kediaman Walikota Surabaya ini juga dihadiri oleh 11 orang teman-teman mahasiswa papua yang ada di Surabaya," tulis akun @surabaya dalam captionnya.
Tak hanya bertukar pikiran, bahkan mahasiswa Papua yang hadir saat itu juga menunjukkan suara indahnya.
"Kehadiran 11 mahasiswa Papua menambah keakraban pertemuan ini. Salah satunya, saat mereka mencoba mendengarkan suara merdunya, mereka juga berkeluh kesah kepada Bu Risma terhadap persoalan yang mereka hadapi saat ini," lanjut akun @surabaya.
Namun usai pertemuan berlangsung, beredar kabar bahwa kehadiran mahasiswa Papua dalam pertemuan Lenis Kogoya dan Risma mewakili sejumlah mahasiswa Papua yang menjadi korban pengepungan massa.
Untuk itu, salah seorang mahasiswa Papua yang hadir dalam pertemuan antara Risma dan Lenis Kogoya memberikan klarifikasinya melalui Facebook.
Hal ini seperti dikutip GridHot.ID dari postingan akun Twitter @VeronicaKoman pada 21 Agustus 2019.