Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Sukabumi sedang dihebohkan oleh kasus seorang Istri yang menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa suaminya sendiri.
Bahkan tak hanya suami, anaknyapun juga ikut jadi incaran untuk dihabisi.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kejadian tersebut terungkap setelah adanya penemuan dua jasad manusia didalam sebuah mobil yang terbakar.
Jasad tersebut ditemukan di Jalan Cidahu Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Sidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).
Warga menemukan jasad tersebut saat kondisi mobil sudah terbakar namun apinya sudah mengecil.
Berdasarkan penyelidikan polisi, kedua korban bernama Edi Chandra Purnama (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana (23).
Setelah penyelidikan mendalam, ternyata keduanya dibunuh oleh istri korban yang berinisial AK melalui perantara pembunuh bayaran.
Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, AK menyewa empat pembunuh bayaran untuk membunuh suami dan anak tirinya.
AK tega menyewa jasa pembunuh bayaran untuk membunuh keluarganya sendiri karena ada masalah keluarga dan hutang piutang.
Menilik dari kejadian ini, pembunuh bayaran selalu jadi momok menakutkan bagi masyarakat.
Indonesia ternyata pernah dihebohkan dengan berita tertangkapnya seorang pembunuh bayaran yang bernama Iwan Cepi Murtado.
Penangkapan tersebut menjadi heboh karena Iwan Cepi Murtado merupakan seorang pembunuh bayaran yang paling ditakuti di Indonesia pada masanya.
Dikutip dari Tayangan Youtube On The Spot, Iwan Cepi yang kini mengaku sedang bertobat itu menceritakan pengalamannya menjadi pembunuh bayaran.
Namanya sudah sangat terkenal dan disegani di dunia gelap.
Iwan Cepi Murtado sendiri merupakan anak dari Murtado, seorang jawara Betawi yang terkenal dengan nama 'Macan Kemayoran'.
Iwan sebelumnya berkarir menjadi seorang tentara selama delapan tahun.
Namun dirinya keluar dari dunia militer karena merasa tidak disiplin.
"Kalau keluar, saya memang lupa dengan kedisiplinan saya," kata Iwan dalam wawancara di tayangan On The Spot.
Hingga akhirnya Iwan terjebak di dunia gelap dan menjadi seorang pembunuh bayaran.
Iwan mengatakan dirinya sudah mulai membunuh sejak tahun 70an.
Dirinya membunuh berdasarkan 'pesanan' dari para konglomerat.
Para konglomerat tersebut biasanya meminta Iwan untuk membunuh pesaing bisnis mereka.
Iwan mengaku tidak pernah memikirkan para korbannya, dirinya selalu hanya berfokus kepada setiap bayaran yang dia dapat nantinya.
Iwan mendapatkan bayaran sebanyak Rp 2 juta hingga Rp 25 juta di tahun-tahun tersebut.
Iwan selalu memata-matai calon korbannya selama minimal satu minggu sebelum melakukan eksekusi.
Ketika ditanya sudah berapa banyak orang yang Iwan bunuh, dirinya enggan menjawab.
"Saya udah nggak mau mengungkap lagi. Karena yang saya kerjakan ini bukan mencuri, nyawa orang yang saya habisi," ujar Iwan.
Namun Iwan masih mau menceritakan satu pembunuhan yang masih sangat melekat di ingatannya.
"Yang paling saya ingat adalah yang terakhir, karena dia adalah seorang perempuan, perasaan saya ada, tidak teganya, karena ia perempuan, karena itulah saya menyesal," tutur Iwan.
Iwan sempat ditahan di Lapas Cipinang dan berada di sana selama sekitari 10 tahun.
Selama di penjara, Iwan sangat disegani.
Bahkan dirinya sempat menjadi penguasa di Lapas tersebut.
Namun semenjak keluar dari penjara, dirinya mengaku sudah bertobat dan mulai menata kembali hidupnya.
Dia juga mengaku sangat menyesali segala perbuatannya di masa lalu.
"Apakah saya bertobat ini ada ampunan Allah? Saya serahkan kepada Allah," ujarnya.
(*)