"Pastinya bakat-bakat yang terjaring tidak akan sebanyak seperti sekarang dan tahun-tahun sebelumnya" kata Susy kepada awak media, termasuk Kompas.com, seusai konferensi pers.
"Itu juga bisa menghambat pembinaan usia dini. Kita kan ada kategori usia dini (< 11 tahun), anak-anak (11-13 tahun), pemula (13-15 tahun), remaja (15-17 tahun), dan taruna (17-19 tahun)," ujar Susy.
Bahkan, menurut Susy, jika ajang pencarian bakat terhenti, maka dampaknya bisa sangat merugikan.
"Hal ini sebetulnya mereka hanya melihat di "atas" nya saja. Tetapi jika, di bawah (pembinaan usia dini) itu kosong maka akibatnya bisa sampai putus satu generasi," tutur Susy.
"Jika itu terjadi, kira-kira dalam kurun waktu 10 tahun, kita masih kesulitan untuk mencapai level atas lagi," ucap Susy.
Secara tersirat, Susy juga menyayangkan pihak yang menyebutkan bahwa audisi PB Djarum merupakan bentuk eksploitasi anak.
"Ini bulu tangkis loh, ini olahraga, bukan hal yang negatif, kenapa tidak didukung?" kata Susy.
Baca Juga: Dilempari Air Kencing Hingga Berakhir Ricuh di Stadion GBK, Malaysia Akan Laporkan Indonesia ke FIFA
"Apalagi, ini bisa menghadirkan prestasi untuk bangsa," ucap Susy lagi.