Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Kerusuhan Papua yang sempat terjadi beberapa waktu lalu meninggalkan beberapa kerusakan.
Dikutip Gridhot sebelumnya dari Kompas.com, pada tanggal 29 Agustus, massa yang sedang berdemo diketahui merusak beberapa kantor pemerintahan.
Massa yang bergerak sempat merusak dan menjarah Kantor Gubernur Papua.
Tak hanya itu, massa juga membakar Kantor KPU Papua yang berada satu kompleks di kantor Gubernur Papua.
"Kondisi kantor ada beberapa bagian yang menjadi dampak dari kejadian kemarin, ada beberapa dibongkar, tetapi semua sudah kita laporkan ke gubernur, wagub dan sekda. Beberapa (OPD) sudah mulai melakukan pembersihan," ujar Asisten II Sekda Papua Muhammad Musa'ad, di Jayapura, Senin (2/9/2019).
Kantor Dinas Kominfo Papua yang terletak di sebelahnya pun coba dibakar massa. Namun gagal.
Akibat dari kejadian tersebut, KPU Papua kini belum memiliki kantor yang tetap.
Bahkan beberapa dokumen juga ikut hangus terbakar.
Dikutip Gridhot dari Antara, para komisioner KPU Provinsi Papua akhirnya memilih berkantor di Grand Abe Hotel yang terletak di Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Ketua KPU Provinsi Papua, Theodorus Kossay mengatakan pemilihan hotel tersebut sangat strategis.
Pasalnya lokasinya masih berada di lingkup Kota Jayapura.
"Iya kamu berkantor sementara di Grand Abe Hotel," kata Theodorus.
Dirinya mengatakan kalau pihaknya tak bisa lagi berada di kantor yang lama karena telah habis terbakar beserta isinya.
Theodorus mengatakan kalau pihaknya mengalami kerugian hingga Rp 3 miliar lebih.
Pihaknya kini menunggu dana hibah sebesar Rp 100 Miliar sebagaimana yang telah disampaikan Sekda Provinsi Papua TEA Heri Dosinaen.
"Informasi yang kami terima dari Pak Heri Dosinaen, Sekda Papua, bahwa kanotr KPU akan segera dibangun tahun ini dengan dana hibah,
"Kantor KPU akan dibangun dua lantai," katanya.
Dirinya juga menanggapi kalau bisa saja ada kesengajaan dari massa untuk membakar gedung KPU.
Namun dugaan tersebut bisa saja tidak benar pula.
"Mungkin ya tapi sejauh ini tidak, mungkin juga mereka kecewa dengan hal lain jadi kami kena imbas," terangnya.
(*)