Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID - Kerusuhan Papua yang disebabkan karena adanya isu rasial yang terjadi di depan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, sempat memanas beebrapa waktu lalu.
Tak hanya menuntut para pelaku ujaran rasis diadili, massa juga menuntut diadakannya referendum penetapan nasib sendiri.
Kerusuhan di Bumi Cenderawasih atau Papua sempat pecah di Manokwari, Fakfak, Sorong, Deiyai, Jayapura dan berbagai daerah lain.
su rasisme yang belakangan terjadi di daerah Jawa Timur dan menimpa mahasiswa asal Papua memicu aksi kerusuhan.
Isu rasisme tersebut tersebar luas melalui sosial media dan membuat masyarakat Papua tersinggung.
Aksi massa pun pecah di beberapa kota di Papua dan berujung dengan kerusuhan.
Hampir 3 minggu berlalu, kini kabar mengejutkan datang dari TKP dugaan ujaran rasis pemicu kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua, yakni asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Dikutip GridHot.ID dari unggahan akun Facebook Papua Bisa yang memposting sebuah cuitan pada 9 September 2019, menyebutkan bahwa lokasi asrama mahasiswa Papua di Surabaya baru saja mendapatkan teror misterius.
Tak tanggung-tanggung, teror bahkan disebutkan terjadi di pagi buta.
"Rangkaian TEROR Terhadap Mahasiswa Papua di Asrama Kamasan III Surabaya.
30 Agustus 2019.
Pada tanggal 27 Agustus 2019, ketika Asrama Papua didatangi oleh Gubernur Klonial, Khofifah (Jawa Timur) dan Lukas Enembe (Papua), Mahasiswa Papua secara tegas menolak kedatangan mereka.
Setelah mereka bergegas pergi, mahasiswa Papua memasang spanduk di depan gapura asrama bertuliskan: "REFRENDUM IS SOLUTION" dan "LEPASKAN GARUDA", sebelumnya sudah kami pasang juga spanduk bertuliskan, "Siapapun yang datang kami tolak".
Ternyata penguasa(klonial) merasa terganggu dan pusing.
Pada 30 Agustus 2019, sekitar subuh jam 04.02 Wib, 2 OTK menggunakan Motor berhenti didepan asrama persis didepan spanduk bertuliskan, "Refrendum Is Solution" dan melemparkan cat minyak berwarna merah yang diisi didalam sebuah plastik sirup (2 liter).
Akibatnya tulisan Rafrendum itu menjadi tidak jelas karena bercak-bercak cat tidak beraturan yang menganainya (lihat gambar).
OTK tersebut setelah melemparkan cat, langsung naik dimotor, melarikan diri.
Pada pagi hari itu,kami mengganti banner baru dengan tulisan yang sama.
09 September 2019
Pada pagi subuh pukul 04.19 Wib. Mahasiswa Papua kembali diteror dengan ULAR.
2 motor yang ditumpangi 4 OTK, hendak berhenti didepan asrama dan melemparkan 2 karung (mulut karung terbuka) berisi ular kedalam pekarangan Asrama.
1 karung plastik (15-20 Kg) berisi 1 ekor ular dan 1 Karung kain (10 Kg) berisi 2 ekor ular agresif (mungkin berbisa), kami tidak bisa menangkap 2 ekor ular yang agresif karena mereka(ular) bergerak menuju selokan didalam asrama, sementara ular didalam karung plastik kami berhasil tangkap karena ularnya belum keluar dari karung.
Semua penghuni asrama yang masih tidur bergegas bangun dan keluar dari kamar.
Setelah keempat OTK melarikan diri menggunakan motor, penghuni melihat tidak jauh dari Asrama sekitar 20 Meter ada sekelompok orang (kami duga Intel) memantau kami dengan teropong, melihat itu kami menghampiri mereka dan mereka berlarian, terkocar-kacir.
Ditempat itu kami temukan sebuah teropong merek Nikon (lihat gambar dan Video).
Akhirnya kawan2 kembali masuk kedalam asrama dan kembali mengecek 2 ekor ular yang belum kami temukan sampai detik ini, semoga tidak ada korban akibat gigitan 2 ekor ular itu dikemudian hari.
Tanah Klonial, 09/09/19.
Ralat : Ular didalam karung (kain) ada 3 ekor," tulis akun Facebook Papua Bisa dalam unggahannya.
Kabar pelemparan ular ke asrama mahasiswa Papua di Surabaya juga disampaikan oleh Veronica Koman lewat akun Twitter pribadinya pada 9 September 2019.
Meski kini telah ditetapkan jadi tersangka dan diburu polisi Indonesia, Veronica Koman yang diduga berada di luar negeri masih terus memberi kabar seputar Papua lewat akun Twitter pribadinya.
"9/9/19 Surabaya, Jawa
4 orang dengan 2 sepeda motor melemparkan dua kantong ular ke asrama siswa Papua Barat pada jam 4 pagi.
1 berisi 1 ular besar seperti yang ditunjukkan dalam video.
Kantong lainnya berisi 3 ular kecil, dikhawatirkan beracun. Ular telah melarikan diri ke asrama," tulis akun @VeronicaKoman yang juga menyertakan sebuah video berdurasi 1 menit yang menunjukkan sebuah karung putih berisi hewan diduga ular yang dimaksud.
9/9/19 Surabaya, Java
4 people on 2 motorbikes threw two bags of snakes into West Papuan students’ dorm at 4 am.
1 containing 1 big snake as shown in the video.
The other bag containing 3 smaller snakes, feared to be poisonous. The snakes have escaped into the dorm. pic.twitter.com/UpBa9SOceb
— Veronica Koman (@VeronicaKoman) September 9, 2019
Meski kabar tersbeut telah beredar di media sosial, namun demikian hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang terkait pernyataan Veronica Koman tersebut.(*)
Source | : | Facebook,Twitter |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar