Laporan Wartawan Gridhot.ID, ANgriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Polusi yang ada di negara Indonesia kini makin memperihatinkan.
Dikutip Gridhot dari data yang tercatat di Air Visual, Ibu Kota Indonesia, Jakarta masuk peringkat 4 dengan kualitas udara terburuk dalam daftar kota besar di dunia.
Meski masih dalam keadaan berpolusi, angka tersebut masih lebih baik dibanding pada bulan Juli sebelumnya di mana Jakarta menduduki peringkat satu kota dengan kualitas udara terparah.
Kualitas udara tersebut hasil dari polusi yang dihasilkan oleh banyaknya kendaraan bermotor yang sekarang makin meledak di pasaran.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Penggunaan kendaraan pribadi yang tidak terkontrol membuat polusi semakin menggila di langit-langit Jakarta.
Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) merilis sebuah data yang menunjukan penyumbang particulate matter (PM) 10 -partikel kecil udara yang mampu menembus saluran pernapasan- terbesar di Jakarta adalah kendaraan bermotor, sebesar 47%.
Polusi udara tentu saja sangat berbahaya bagi kesehatan diri.
Tak hanya bagi diri sendiri, bahkan bagi janin yang sedang dikandung para ibu.
Polusi atau pencemaran ternyata bisa menyebabkan janin mengalami kecacatan bahkan kelainan organ vital seperti jantung.
Dikutip Gridhot dari GridHealth, sebuah penelitian dari Cincinnati Children'sHospital Medical Center menjelaskan bahwa wanita yang terpapar polusi udara sebelum konsepsi atau selama bulan pertama kehamilan menghadapi peningkatan risiko anak-anak terlahir cacat, seperti bibir sumbing, jantung tidak normal, dan lainnya.
Data tersebut terdukung dengan kejadian di India terkait seorang anak yang lahir dengan kondisi berbeda.
DIkutip Gridhot dari BarcroftTV, pada 2016 sempat viral kabar tentang seorang anak yang lahir dengan wajah berbentuk seperti Gajah.
Sang anak yang bernama Pranshu itu kemudian dianggap sebagai titisan dewa Ganesha karena wajah dan postur tubuhnya yang mirip dengan sang dewa.
Pramesh tak hanya megalami kelainan di wajahnya, namun juga dirinya kesulitan berjalan.
Pramesh tiap harinya disembah oleh warga sekitar dan juga keluarganya sendiri yang percaya kalau sang anak merupakan titisan dewa.
Sang ayah mengatakan di saat Pramesh lahir, dokter tak bisa menyembuhkan kelainan yang dialami sang anak.
Dokter yang menangani Pramesh mengatakan kalau kondisinya adalah akibat dari paparan polusi yang berlebihan.
Berdasarkan kasus tersebut, WHO juga pernah mengungkapkan kalau paparan polusi udara seperti asap rokok, udara kotor, bahan kimia, dan kondisi lingkungan dapat berdampak pada berat badan bayi rendah saat lahir, bahkan kelahiran prematur.
Tak hanya harus menjaga nutrisi dan juga aktifitas, para ibu hamil juga waspada terkait polusi yang ada di sekitar.
Kebersihan lingkungan harus selalu diperhatikan agar janin tetap sehat.
(*)