Bahkan, angka penurunan ini bisa mencapai 25 persen setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat.
Faktor Habibie muncul di saat dunia penerbangan kebingungan memahami mengapa beberapa pesawat mengalami kegagalan struktural katastrofik dalam penerbangan stabil.
Pada 1960-an pesawat menjadi lebih cepat dan mesinnya lebih kuat. Ketika mesin bekerja terlalu keras, material "kelelahan" dan sering menimbulkan masalah kegagalan struktural.
Di masa inilah sosok Habibie muncul dengan kejeniusan dan temuannya.
Hingga saat ini teori tersebut masih dipakai untuk pembuatan pesawat dan masih relevan.
Dikutip Gridhot dari Antara, Peneliti Sosial Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan kalau temuan Habibie memberi pijakan nyata bagi peradaban umat manusia.
Tak hanya untuk 'digunakan', teori Habibie masih bisa terus dikembangkan dan menambah ilmu pengetahuan bagi manusia.
"Fakta inilah yang mendorong, saya dan teman-teman sebaya di masa kecil, menjadikan Habibie sebagai sosok ideal dari kecerdasan dan kesuksesan di masa datang,
"Habibie, menjadi legenda hidup di dalam setiap keluarga, yang membutuhkan kiblat motivasi kemajuan anak-anak mereka,