Inilah yang ditulis oleh Ilham Habibie dalam buku tersebut, mengenai ibunya, Hasri Ainun Habibie, yang ketika itu belum lama dipanggil Tuhan pada 22 Mei 2010.
Berikut petikannya:
Bukannya aku ingin melontarkan puji dan puja, namun memang itulah makna dari namanya: Hasri Ainun Besari, mata yang indah.
Ibuku lahir di Semarang pada 11 Agustus 1937. Ayahku, H. Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Pare-Pare 25 Juni 1936).
Pada tahun-tahun pertama pernikahan, mereka hidup di Jerman karena ayahku bekerja di sana.
Aku lahir di Aachen, Jerman, begitu pula adikku: Thareq Kemal Habibie. Sejak SD hingga aku meraih gelar Doktor - Ingenieur dengan predikat summa cum laude, (Juli 1994) aku tinggal di negeri itu.
Meski Ibu kerap berdialog dalam bahasa Indonesia, aku cenderung lebih menguasai bahasa Jerman dan Inggris.
Karena memang aku tidak pernah mengecap sekolah di Tanah Air. Selama 31 tahun bermukim di sana dan di Amerika selama dua tahun.