Sebagai gantinya, sang ayah menyuruh Rudy untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaannya lewat buku.
Hasilnya, saat usia 4 tahun, Rudy sudah lancar membaca dan rajin melahap buku-buku yang disediakan ayahnya.
Pendek kata, buku menjadi cinta pertama Rudy dan membaca menjadi bagian hidupnya.
Apa yang dilakukan ayahnya pada Rudy merupakan salah salah praktek penanaman kebiasaan membaca di rumah.
Yang lebih spesifik lagi, cara ayahnya menjawab setiap pertanyaan anaknya itu merupakan salah satu metode penanaman literasi sains di keluarga.
Melalui cara tersebut, Rudy tumbuh menjadi manusia yang gemar mencari setiap masalah dan menemukan solusinya, termasuk dalam teknologi kedirgataraan yang membuatnya menjadi pakar ilmu penerbangan yang terkenal di dunia.
"Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang dua puluh jam, panca indera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya," kata Habibie saat peluncuran buku biografinya “Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner” pada 12 Oktober 2015 silam.
Karena panca inderanya sangat aktif, lanjut Habibie, saat kecil dirinya sudah mulai bertanya-tanya dan kalau tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan, ia pun menangis.