"Rasanya itu seperti air sumber asli. Tidak seperti air matang, tapi seperti air yang di mata air begitu, khas dan segar. Saya minum berkali-kali," jelasnya.
Air yang terus menerus keluar itu pun ditampung oleh keluarga Mbah Pani ke dalam jeriken berukuran besar.
Hingga kini, sudah lebih dari dua jeriken besar terisi penuh dengan air liang pertapaan Mbah Pani.
Joko mengatakan, selagi air tersebut belum habis, pihak keluarga akan mempersilakan siapa pun yang ingin meminta air tersebut.(*)