Ia pun memasuki rumah, suara isak tangis pun terdengar semakin keras.
Sang ayah pun histeris melihat jenazah anaknya sudah terbaring di dalam rumah.
Unggahan ini pun mendapat banyak simpati dari netizen melalui komentar.
Orang tua almarhum La Randi, di rumahnya, di Desa Lakarinta, Kabupaten Muna. Dari percakapan yg terdengar, ia tdk mengetahui, mengapa di rumahya sangat rame sekali.
— Laode Halaidin (@LaodeHalaidin) September 26, 2019
Bahasa Muna, "Ohae ini", artinya kenapa ini. Maksudnya, mngpa di rumah sangat rame, kenapa ini?#KendariBerduka pic.twitter.com/GeK2U70YB3
Selain itu, akun Twitter @LaodeHaladin juga mengajak para netizen menggalang dana untuk membantu keluarga almarhum.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Golden Hart mengatakan, Randi tewas di depan Gedung DPRD Sultra.
Melansir dari siaran KompasTV, Randi tewas saat demo mulai ricuh sekitar pukul 15.30.
Randi pun dibawa ke Rumah Sakit Korem yang paling dekat denga DPRD Sultra untuk mendapat perawatan.
"Pada saat dibawa dan sudah berada di korem dan dilakukan tindakan medis dokter korem, (mahasiswa ) sudah meninggal," ujar Harry.
Source | : | Twitter,Tribunnews.com,KompasTV |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar