Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Demonstrasi mahasiswa dan aliansi masyarakat kembali digelar pada 30 September 2019.
Aksi demonstrasi lanjutan ini masih bertajuk soal tuntutan mahasiswa mengenai pembatalan RUU KUHP dan juga UU KPK.
Bersamaan dengan diadakannya sidang paripurna DPR, mahasiswa dan aliansi masyarakat mulai bergerak ke Gedung DPR MPR.
Aksi demonstrasi mahasiswa jilid kedua ini ternyata tak hanya menarik perhatian aliansi masyarakat, melainkan juga pelajar.
Sebelumnya, pada aksi demonstrasi mahasiswa tanggal 23 dan 24 September 2019 di depan gedung DPR MPR, ribuan siswa pelajar turut serta turun ke lapangan.
Tak hanya sekedar turun ke lapangan, mereka juga terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.
Kini dikabarkan, beberapa siswa pelajar akan kembali ikut unjuk rasa di gedung DPR MPR RI, Jakarta Pusat.
Namun, aksi ini berhasil dihentikan lebih dahulu oleh pihak keamanan melalui aksi sweping.
Melansir dari Kompas.com, sejumlah pelajar yang akan ikut unjuk rasa berhasil diamankan di Stasiun Bekasi, Senin (30/9/2019).
Pantauan Kompas.com pukul 12.00 WIB, polisi yang siaga di Stasiun Bekasi nampak memeriksa tas dan barang bawaan pelajar di Stasiun Bekasi.
Sebanyak 10 pelajar SMP dan SMA diamankan di Ruang Kepala Stasiun, karena dipastikan hendak menuju Gedung DPR untuk unjuk rasa.
Awalnya, para pelajar ini tak mengaku saat diinterogasi.
"Alasan pertama ke Kota Tua, kita lihat dari Whatsappnya, mereka mau ke Gedung DPR. Iya (pelajar) bolos (sekolah)," kata Brigadir Angga Provos Polsek Bekasi Utara di lokasi, Senin.
Namun demikian, saat digeledah tasnya, tak ditemukan barang bawaan yang berbahaya atau benda tajam dari pelajar.
Akhirnya polisi pun memanggil pihak sekolah dan orang tua para siswa yang berhasil diamankan untuk membawa pulang mereka.
"Orangtua suruh datang untuk yang sudah lulus, bagi yang masih sekolah, pihak selolah diminta datang, dan dilakukan pembinaan oleh pihak sekolah," ujar Angga.
Sebelumnya, polisi siaga mengantisipasi pergerakan massa menuju Gedung DPR di perbatasan Jakarta-Bekasi-Karawang.
Tak hanya di stasiun bekasi, puluhan pelajar SMP dan SMA tampak berkerumun di stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (30/9/2019) siang.
Kebanyakan dari mereka mengenakan celana sekolah, jaket sweater dan duduk di sekitaran Jembatan Penyebarangan Orang (JPO).
Mereka kemudian dikumpulkan di satu tempat oleh petugas KCI, TNI, dan Polri.
Petugas meminta mereka kembali pulang kerumah masing-masing.
"Kalian ini masih jam sekolah ini, harusnya masih di dalam sekolah. Kok sudah ada di Palmerah. Lebih baik pulang saja," kata salah satu petugas saat beri himbauan pada pelajar di Stasiun Palmerah.
Seorang pelajar yang enggan menyebutkan namanya mengaku berasal dari Rangkasbitung, Banten.
"Saya disuruh pulang sama petugas tadi Dia bilang, ingat orangtua di rumah. Saya keingatan orangtua jadinya. Benar juga kata pak TNI," ucap seorang pelajar.
Akhirnya dibantu dengan petugas KCI, puluhan pelajar meninggalkan Stasiun Palmerah.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, hingga berita ini ditulis, keadaan stasiun Palmerah masih terpantau kondusif.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Kepala Humas Daerah Operasional (Daop) 1 KAI, Eva Chairunisa.
"Stasiun Palmerah sejauh ini masih kondusif. Barusan kami dilaporkan situasi dari sana. Massa pelajar diperlakukan sama semua kok seperti penumpang lainnya. Dan layanannya sama, normal. Kalau situasi untuk keretanya, untuk di lintas Palmerah-Tanah Abang masih berjalan kondusif," kata Eva saat dikonfirmasi.(*)