Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID- Belakangan lalu seorang mahasiswa dikabarkan tertabrak Paser Barracuda milik polisi saat berusaha menekan mundur massa aksi demonstrasi.
Peristiwa itu terjadisaat demonstrasi berlangsung di Jl Urip Sumorharjo,Makassar, pada Jumat (27/9/2019) malam.
Panser Barracuda milik polisi menabrak seorang mahasiswa bernama Dicky Wahyudi (19), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bosowa Makassar.
Pada saat kejadian, Dicky diduga tak melihat ada mobil Barracuda yang datang lantaran tebalnya kabut akibat gas air mata.
Detik-detik tertabraknya Dicky juga sempat menjadi viral di media sosial, yang diunggah oleh akun Instagram @makassar _iinfo pada Jumat malam.
Dicky langsung dilarikan ke ruang operasi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar usai tertabrak mobil Barracuda polisi.
Mengutip Tribun Timur, rekan sekaligus Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Bosowa, Ewaldo Aziz (22), mengungkap kondisi kesehatan Dicky.
"Yang luka itu, mata kanan bengkak, tulang rusuk bagian kanan remuk dan bagian wajah alami luka lecet," ujar Aziz.
Kabar tertabraknya seorang mahasiswa oleh mobil taktis polisi ini pun juga sudah dikonfirmasi oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe.
Terkait dengan kejadian ini, Guntur sudah menginstruksikan jajarannya untuk memeriksa pengemudi mobil barracuda yang menabrak Dicky.
Meski sudah menjenguk Dicky seusai kejadian, Guntur kembali menyambangi sang mahasiswa yang masih tergolek lemah di ranjang rumah sakit pada Minggu (29/9/2019).
Tak disangka, sang Kapolda Sulsel mengangkat Dicky Wahyudi sebagai anak angkatnya.
"Mulai hari ini saya angkat (Dicky) jadi anak angkat saya, sampai saya meninggal dan sampai dia meninggal," ungkap Guntur.
Pernyataan Guntur untuk mengangkat sang mahasiswa sebagai anak angkat pun bukannya tanpa alasan.
Guntur bercerita, sang mahasiswa sudah kehilangan ayahnya yang telah meninggal dunia.
Di usianya yang masih muda, Dicky sudah harus menjadi tulang punggung keluarga.
Maka dari itu keputusan Guntur untuk mengangkat Dicky sebagai anak adalah untuk membantu ekonomi keluarganya.
"Dicky adalah tulang punggung di keluarganya, oleh karena itu dia satu-satunya harapan," pungkas Guntur.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Sultan Buraena mengatakan, kondisi Dicky Wahyudi setelah dioperasi terus membaik meski sebelumnya sempat mengalami sesak di dada.
Sultan juga mengatakan bahwa seluruh biaya pengobatan Dicky sudah ditanggung Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.
"Status pasien hari ini dari laporan yang saya dapatkan tambah baik," singkatnya.(*)