Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Sosok Arteria Dahlan kini tengahmenjadi perhatian publik.
Anggota DPR RI dariFraksi PDI Perjuangan itu terlibat adu argumen dengan ekonom senior, Emil Salim.
Arteri Dahlan menyerang Emil Salim saat beradu argumen soal Perppu KPK di acara Mata Najwa,Rabu (9/10/2019).
Bahkan, Arteria sampai menunjuk-nunjuk dan menyebut guru besar Universitas Indonesia (UI) itu sesat.
Mulanya, Arteria bicara soal publik yang terhipnotis dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK.
"Publik ini nggak tahu, publik ini terhipnotis dengan OTT, OTT. Seolah-olah itu hebat, padahal janji-janjinya KPK banyak sekali di hadapan DPR yang sama sekali kita katakan sepuluh persen pun belum tercapai hingga saat ini," kata Arteria seperti dikutipGridhot.IDdari YouTube Najwa Shihab, Rabu (9/10/2019).
Pernyataan Arteria itu kemudian dibalas Emil Salim.
Mantan menteri era Presiden Soeharto itu menyinggung soal ketua partai yang terjerat kasus di KPK.
"Apa semua ketua partai masuk penjara, apa itu tidak bukti keberhasilan KPK?" ujar Emil disambut sorak penonton.
Menurut Arteria, penangkapan ketua partai itu hanya sebagian kecil dari kerja KPK.
"Nggak itu sebagian kecil Prof. Prof, gini loh, Prof dengan segala hormat saya sama profesor profesor bacalah tugas fungsi kewenangan KPK, tidak hanya melakukan penindakan tapi bagaimana pencegahan."
"Bagaimana penindakannya, bagaimana juga supervisi, monitoring ini dan koordinasi ini tidak dikerjakan Prof, tolong jangan dibantah dulu Prof," terang Arteria.
Baca Juga: Nggak Nyangka, Sarwendah Kini Terang-terangan Ngaku Pernah Jadi Korban Perselingkuhan, Kok Bisa?
Arteria kemudian menjelakan perihal alasan pembentukan dewan pengawas.
Politikus yang merupakan lulusan tempat Emil Salim mengajar itu juga menyinggung soal KPK gadungan.
"Di Sumatera Barat, saya buktikan lagi, ini ada kasus Rp 6 triliun, dana bencana kemudian juga masalah KONI, kemudian juga masalah pasar, enggak pernah diangkat, kenapa dicek lagi apakah ada serah terima penyerahan kebun sawit, motor-motor besar, siapa yang menerimanya tanyakan sama beliau?" ujarnya.
"Ingin saya katakan inilah yang ingin kita coba, kita hargai capaian-capaian KPK Prof, tapi tidak boleh menutup mata kalau memang harus ada pembenahan terhadap KPK," sambung Arteria.
Emil Salim lantas mengatakan bahwa ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan.
Namun, Arteria Dahlan menepis hal tersebut.
"Enggak pernah dikerjakan Prof. Prof tahu nggak?" kata Arteria sambil membetulkan posisi duduknya.
Arteria Dahlan tampak setengah berdiri sembari menghadap ke arah Emil Salim.
"Tiap tahun menyampaikan laporan," ujar Emil Salim.
Dengan suara tinggi dan sambil menunjuk-nunjuk, Arteria menyebut Emil Salim sesat.
"Mana Prof, saya di DPR, Prof. Nggak boleh begitu Prof, saya yang di DPR saya yang tahu, mana, Prof sesat, ini namanya sesat," kata Arteria.
Tak ayal, aksi Arteria yang menyerang Emil Salim di acara Mata Najwa viral di sosial media.
Beragam kritikan dari warganet terhadap sikap Arteria mengalir dengan sangat deras.
Warganet merasa geram dan mengatakan Arteria sebagai sosok yang tidak sopan dan tidak memiliki etika.
Sementara, budayawan Sudjiwo Tedjo turut mengomentari sikap Arteria lewat cuitannya di Twitter.
Menurutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri harus turun tangan dan meminta maaf kepada Emil Salim.
"Mbak Mega sebaiknya minta maaf kepada Bapak Emil Salim atas perlakuan kasar anggotanya terhadap sesepuh kita bersama itu.
Bahkan bila salah pun, orangtua tak boleh dikasari. Begitu adab kita mengajar. Permintaan maaf langsung dari yg bersangkutan, sudah tidak level lagi, Mbak," tulis @sudjiwotedjo, Rabu (9/10/2019).
"Harus Mbak Mega sendiri yg memohonkan maaf atas kekasaran orang ini ke Pak Emil Salim, agar levelnya sepadan.
Ponokawan kalau kurangajar ke Kakek Abiyasa yg memohonkan maaf Kresna. Kalau mereka sendiri yg minta maaf, malah kurangajar..," lanjutnya
"Baiklah, bila Mbak Mega tidak berkenan mohon maaf kepada Bapak Emil Salim atas perlakuan kasar anak buah Mbak kepada beliau, saya usul Mbak:
Gmn kalau yg bersangkutan kita anugerahi gelar "BAPAK BUDI PEKERTI INDONESIA"? Upacara penganugerahannya di depan #anakSTM se-Indonesia?"tulisnya.
(*)