Tembakan gencar dari PRA pun menyalak termasuk tembakan senapan mesin dari ranpur BTR-60.
Team SEAL yang tugasnya memang bukan bertempur secara frontal, segera bergegas ke pantai dan kemudian berenang menuju kapal penjemput.
Sementara itu SEAL Team 4 yang ditugasi menyusup ke pantai Grenada dan mendeteksi kondisi pantai apakah cocok untuk pendaratan amfibi atau tidak, berhasil mendarat tanpa kesulitan.
Di sepanjang garis pantai, Team 4 berhasil mengetahui bahwa pertahanan pantai PRA justru sudah ditarik mundur secara tergesa dan dipindahkan ke pusat kota.
Namun, SEAL menilai pantai Grenada tidak cocok untuk pendaratan amfibi. Mereka pun mengirimkan sinyal, sebaiknya marinir dan Ranger diterjunkan lewat udara.
Padahal jika pasukan Ranger mendarat lewat pantai itu sesungguhnya lebih aman karena minim pertahanan musuh.
Operasi lintas udara Ranger dan US Marine kemudian menjadi penerjunan yang spektakuler sekaligus sangat beresiko mengingat pasukan PRA telah menyiapkan meriam penangkis serangan udara (PSU).
Sistem pertahanan udara pasukan PRA akhirnya berhasil dihancurkan oleh pesawat Hercules bersenjata sejumlah meriam dan roket yang dikenal sebagai AC-130 Gunship.
Tapi akibat perlawanan sengit pasukan PRA yang didukung pasukan Kuba, sebanyak lima perseonel Ranger tewas.
Gugurnya sejumlah personel Navy SEAL dan Ranger jelas menunjukkan bahwa dalam pertempuran melawan negera kecil seperti Grenada, resiko kematian personel pasukan khusus AS yang sangat terlatih tetap tinggi.