Dengan demikian siswa bisa mendapat pelajaran bahasa Inggris dari native speaker langsung.
Mereka juga bisa mendapat kelas internasional dengan bahasa pengantar matematika dan fisika yang memakai bahasa Inggris.
"Kami pastinya senang bisa mengenalkan budaya masyarakat muslim. Dia tadi senang sekali bisa ikut tawaf juga," lanjutnya.
Meskipun kawasan sekolah mewajibkan berbusana muslim, tetapi pihak sekolah memberikan kelonggaran agar Franzi tidak setiap hari memakai jilbab.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Terbang 18 Jam, Akhirnya Bule Cantik Asal Jerman Ikutan Manasik Haji di Surabaya.
(*)