Sang Ratu bersekutu dengan dua tokoh Kerajaan Roma, Julius Caesar dan Marc Antony, yang tak lain adalah pacar-pacarnya. Selain bertendensi politik, bisa juga hubungan tak bertendensi apa pun. Setidak-tidaknya pada awalnya.
Baru setelah terjadi konflik kepentingan, itu menjadi masalah. Skandal bisa berkembang menjadi skandal keuangan. Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz contohnya. Ia mulanya pacaran biasa dengan stafnya, Shaha Ali Riza.
Tapi setelah ia mengusulkan kenaikan gaji bagi sang pacar di luar ketentuan, muncul masalah. Mantan Wakil Menteri Pertahanan AS yang pernah menjadi Duber AS di Jakarta itu pun mundur dari Bank Dunia, 30 Juni 2007.
Bagai penyakit menular, masalah serupa juga terjadi di Dana Moneter Internasional (IMF). Tahun 2008, bos IMF Dominique Strauss-Khan juga terlibat skandal dengan perempuan Hongaria Piroska Nagy.
Pada 2007, Presiden Israel Moshe Katsav dipaksa mundur setelah ketahuan terlibat skandal seks dengan beberapa pegawai kantornya.
Ia bahkan dituduh memperkosa segala. Wakil Presiden Komisi Eropa Gunther Verhengen juga terpaksa mundur setelah beredar foto affair dia dengan kepala stafnya yang berusia 15 tahun lebih muda.
Hubungan semula mungkin bersifat "profesional" belaka, antara konsumen dengan PSK seperti halnya Gubernur Spitzer di New York. Masalah tak akan seberapa gawat kalau Spitzer bukanlah tokoh tenar. Ketenaran itulah yang kemudian dibawa media hingga mengakibatkan kehancurannya.
Kisah yang mirip terjadi di Jepang pada 1989 saat Perdana Menteri yang baru tiga bulan memerintah, Uno Sosuke, mundur setelah ada seorang geisha mengaku pernah terlibat affair dengan dia.
Pada Mei 2009, Wakil Menteri Kepala Kabinet Jepang Yoshitoda Konoika juga terpaksa mengundurkan diri setelah ketahuan mengunjungi perempuan selingkuhannya.(*)
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Skandal Seks Sepanjang Sejarah, Bahkan Ada yang Dilakukan secara Berjamaah"
Komentar