Sharran mengatakan, dokter mendesaknya untuk melakukan tindakan kuretase setelah sonogram mengungkapkan jantung janinnya telah berhenti berdetak.
Tapi Sharran menolaknya, dia memilih untuk diinduksi dan melahirkan secara normal.
"Dokter mengatakan kami dapat membuangnya sebagai limbah medis, atau menghubungi rumah duka," ujar Sharran.
"Saya sangat marah karena dia memanggil bayiku sebagai janin. Saya tidak percaya dia juga menyindir tentang membuang di limbah medis. Saya sangat marah karenanya. Tetapi saya juga merasa pemakaman tampak berlebiha," ungkap Sharran.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan saya dihadapkan dengan keputusan ini. Suami saya dan saya berdiskusi untuk menguburnya di pot bunga yang penuh dengan hydrangea, dan kami pikir itu ide yang bagus," imbuhnya.(Adrie P. Saputra)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Kisah Seorang Ibu yang Simpan Janin Bayinya Seminggu dalam Kulkas, Alasan di Baliknya Memilukan"
(*)