GridHot.ID - Berbicara mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI), tentu tidak lepas dari yang namanya alat utama sistem senjata (Alutsista).
Seperti misalnya alutsista jenis kapal selam yang dimiliki oleh TNI AL.
Semakin berjalannya waktu, kapal selam di tubuh TNI AL mulai diremajakan dan diganti dengan Tipe U-209 buatan Jerman.
Baca Juga: Benarkah Minum Kopi Secara Teratur Bisa Membuat Usus Sehat, Ini Penjelasannya
Mengenai hal itu, ternyata ada kisah menarikketika kapal selam U-209 milik TNI AL, KRI Cakra 401 selesai melakukan Overhaul (perbaikan) di Jerman.
Saat itu tahun 1987, awak KRI Cakra sudah berada di Jerman untuk membawa pulang kapal selam tersebut ke Indonesia.
Proses pemulangan KRI Cakra ini tidaklah seperti kapal selam negara lain yang diangkut dengan kapal besar, namun KRI Cakra akan berlayar dari Jerman langsung menuju Indonesia.
Maka berlayarlah KRI Cakra bersama dengan krunya dari Jerman menuju Indonesia,dari tanggal 16 Juni 1987 sampai 13 Agustus 1987.
Proses pelayaran jarak jauh dengan kapal selam bukanlah perkara mudah, apalagi ketika sampai di pulau Sicilia, Italia, kemudi horizontal KRI Cakra sempat tersangkut jaring nelayan setempat.
Tapi semua kendala dapat diatasi oleh awak kapal KRI Cakra.
Baca Juga: Tak Terduga! Beginilah Gaya Maia Estianty Ketika Sindir Pelakor di Depan Umum
Ketika melewati terusan Suez dan masuk ke Laut Merah, rupanya dari perairan Jibouti, KRI Cakra sudah dikuntit oleh sebuah pesawat intai maritim P3 Orion milik Angkatan Laut Prancis.
Maksud dari P3 Orion AL Prancis tersebut ialah memata-matai KRI Cakra dan mengambil data-data tentang kapal selam milik Indonesia tersebut.
KRI Cakra kemudian menyelam sampai kedalaman 75 meter di bawah permukaan laut.
Tak mau kehilangan sasarannya P3 Orion Prancis kemudian melemparkan Sonobouy, yakni semacam alat pemancar sonar yang dicemplungkan ke laut untuk mendeteksi keberadaan kapal selam.
Tapi KRI Cakra bukannya menghindari pancaran sonar tersebut.
Komandan kapal malah menyuruh agar KRI Cakra naik ke permukaan, menampakkan diri ke pesawat milik AL Prancis itu.
Lebih gilanya komandan lantas menyuruh awak kapal untuk mengambil sonobouy itu.
Sonobouy lantas diambil dan dimatikan transponder sonar pelacaknya kemudian dibawa masuk ke dalam kapal selam.
Melihat hal itu, awak pesawat P3 Orion Prancis bingung dan berang lantaran sonobouy yang harusnya melacak KRI Cakra malah 'digondol' oleh targetnya sendiri, sehingga membuat pesawat itu tak bisa lagi melacak keberadaan kapal selam milik Indonesia tersebut.
Setelah selesai mengambil 'souvenir' dari AL Prancis, RI Cakra kembali menyelam dan langsung tancap gas pulang ke Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul "Kisah Kapal Selam Indonesia Saat di Eropa yang Membuat Berang Angkatan Laut Prancis"
(*)