Para peserta tidak diberi informasi tentang latar belakang orang yang suaranya mereka dengarkan.
Tanpa informasi apapun, para peserta diminta untuk menilai apakah orang yang suaranya mereka dengarkan pernah berselingkuh atau tidak.
Hasilnya, para peserta mampu mengidentifikasi siapa saja yang pernah melakukan perselingkuhan.
Sayangnya, para peneliti tidak bisa mengidentifikasi secara tepat kualitas akustik seperti apa yang bisa menandai perselingkuhan.
"Kami tidak dapat mengidentifikasi secara tepat kualitas akustik mana yang mengendalikan persepsi tentang perselingkuhan," tulis peneliti dikutip dari Science Alert.
"Ini menarik, kemudian, untuk menduga aspek apa dari suara manusia yang digunakan untuk membuat penilaian akurat. Karena kami menghilangkan perbedaan antara isyarat suara kelompok yang lebih mencolok, yang mungkin menjadi faktor pendorong (penilaian)," imbuhnya.
Source | : | NOVA |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar