Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Keanekaragaman suku dan bahasa di Indonesia ternyata membuat sebuah fenomena yang memiliki keunikan tersendiri.
Salah satunya adalah keberagaman bahasa yang menurunkan istilah-istilah unik di setiap daerah.
Biasanya, sebagian besar orang untuk mempelajari bahasa daerah lain hal pertama yang mudah diingat adalah kosa kata yang memiliki arti negatif.
Salah satunya adalah umpatan-umpatan bahasa daerah.
Di Indonesia hampir semua daerahnya mempunyai bahasa umpatan khas yang terkadang justru menjadi lucu jika diucapkan orang dari luar daerahnya.
Seperti halnya di daerah Jawa Timur terdapat satu kata umpatan yang menjadi ciri khas dalam pengucapannya.
Apabila dikatakan sebagai kata kotor mungkin kurang tepat, sebab letaknya tak bisa dikatakan menggambarkan hal yang buruk.
Kata itu adalah kata Janc*k.
Di Zaman sekarang kata Janc*k lebih dikenal sebagai kata umpatan yang digunakan orang-orang Jawa Timur.
Namun ternyata kata 'Janc*k' ini mempunyai asal usul sejarah yang berkaitan dengan masa kolonial.
Hal inilah yang menyebabkan kata ini kini menjadi sebuah kata yang khas dan mudah dikenal jika diucapkan.
Melansir dari berbagai sumber yang telah dirangkum oleh Sosok.ID, berikut asal mula penyebutan istilah Janc*k yang populer di daerah Jawa Timur sebagai sebuah kata ungkapan akan sesuatu.
Ternyata asal kata Janc*k tidak bisa terlepas dari peristiwa yang melekat di ibu kota Jawa Timur, Surabaya.
Peristiwa yang kini dikenal sebagai hari pahlawan tersebut terinspirasi dari insiden yang pernah terjadi di Surabaya.
Salah satu hasilnya adalah kata 'Janc*k' yang kini menjadi trend sebagai sebuah kata umpatan.
Peristiwa perang 10 November 1945 di kota Tanjung Perak tersebut.
Dalam pecah perang melawan tentara sekutu tersebut, penyebutan kata 'Janc*k' pertama kali dipakai dan langsung booming hingga saat ini.
Sebenarnya asal kata 'Janc*k' tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan hal yang buruk atau kotor.
Jan Cox adalah nama seorang warganegara Belanda yang lahir di Den Haag, 27 Agustus 1919.
Ia merupakanpelukis terkenal di Belanda dan Belgia karena karyanya yang fenomenal.
Tapi anehnya Jan Cox sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia.
Karya lukisannya pun tidak ada yang di Indonesia.
Lalu bagaimana nama tersebut menjadi viral hingga saat ini di Indoenesia?
Rupanya, saat pasukan NICA Belanda yang membonceng Inggris mendarat di Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang, di salah satu tank mereka tertulis nama Jan Cox.
Memberi nama pada alat perang pada masa itu menjadi sebuah hal yang jamak dilakukan oleh banyak prajurit di dunia.
Tanpa terkecuali sebuah Tank yang berjenis M3A3 Stuart buatan Amerika Serikat yang menjadi inventaris tentara Belanda pada awal kemerdekaan Indonesia.
Badan tang tersebut diukir nama seorang pelukis legendaris asal Belanda dan Belgia, Jan Cok.
Singkat cerita, pada tanggal 10 November 1945, saat pecah perang di Surabaya kala itu.
Yang menjadi korban keganasan pejuang Indonesia saat melawan tentara sekutu termasuk Tank berjenis M3A3 yang diberi nama lambung Jan Coz tersebut.
Nah, para Tentara Keamanan Rakyat (TKR/TNI kala itu) kemudian melihat tulisan Jan Cox di badan tank Stuart.
Uniknya, kata Jan Cox ini digunakan oleh para pejuang di Surabaya untuk memberi istilah terhadap Tank yang dipakai oleh musuh.
Dan saat ada Tank tentara Belanda lewat di dekat mereka, maka ramai-ramai meneriakan kata Jan Cox sebagai tanda ada Tank musuh yang mendekat atau melintas.
Lama kelamaan kata Jan Cox diserap sebagai sebuah kata baru dalam mengistilahkan sesuatu yang mencengangkan baik membuat marah ataupun kaget.
Kosakata yang awalnya menggunakan huruf X tersebut, karena jarang menggunakan huruf X dan pembacaaannya hampir serupa dengan K.
Maka kata Jan Cox lambat laun berubah menjadi 'Janc*k' yang lazim kita dengan apabila berada di Jawa Timur terutama Surabaya.
Itulah sepenggal kisah Perang 10 November 1945 di Surabaya yang kini dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. (*)