Perhatian mereka akan tertuju ke pedalaman untuk menangkal serangan gerilya sehingga pasukan RI yang akan menyerbu dari wilayah pantai lebih leluasa masuk.
Baca Juga: Hobi Naik Becak Kemana-mana, Bule Belanda Suami Lia Waode Ini Dikenal Sangat Sederhana
Pertempuran beberapa kali terjadi, terutama penembakan pesawat AURI oleh kapal-kapal Belanda. Di daratan, pasukan yang diterjunkan di Fak-fak di bawah pimpinan Letda Agus Hernoto, satu bulan bertahan di sekitar Kampung Urere.
Dalam kondisi lelah dan kurang makanan, pasukan disergap tentara Belanda hingga kocar-kacir. Lima orang gugur. Agus tertembak di kedua kakinya dan ditawan Belanda. Saat pertukaran tawanan, ia bisa kembali dalam keadaan selamat.
Penerjunan pertama di Kaimana terdiri atas tiga pesawat Dakota yang menerjunkan 23 anggota RPKAD, 9 PGT, dan satu perwira zeni. Tidak boleh menyalakan navigation light dan harus radio silence untuk menghindari pelacakan radar musuh.
Penerjunan begitu sulitnya karena hutan sangat lebat dengan pepohonan tinggi. Banyak penerjun tersangkut di pohon. Kopral Udara I Sahudi misalnya, yang tersangkut di antara dua pohon, mencoba memprakirakan ketinggian dengan mengulur tali perlengkapan.
Sampai tali terulur habis sepanjang 30 m, tanah belum tersentuh.
"Pohonnya tinggi sekali," kenang Sahudi.
Beberapa bulan pasukan menjadi gerilyawan di pedalaman. Pasukan yang gugur ditinggalkan dengan diberi tanda sedangkan senjatanya disembunyikan. Mereka yang tidak sanggup lagi meneruskan tugas terpaksa ditinggalkan agar tidak mengganggu gerak pasukan.
Keadaan medan dan perlawanan Belanda sebenarnya tidak berat. Yang berat justru sulitnya mendapatkan makanan atau tumbuhan yang dapat dimakan.